
KETUA Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menyebut perkembangan eksploitasi anak hari ini tertinggi terjadi pada bidang prostitusi online dan anak sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) tetap.
"Kami bertemu dengan para pemangku kepentingan, bekerja keras di level daerah. Kami temui wakil gubernur Lampung karena di sana yang nampak hanya 1-2 anak di permukaan, begitu dikembangkan hampir 15 anak ditemukan menjadi PRT," kata Ai Maryati dalam RDP dengan Baleg DPR RI di Jakarta, Rabu (21/5).
Jenis eksploitasi lainnya adalah prostitusi online dengan pola open booking out (open BO), dan dijanjikan untuk dipekerjakan menjadi PRT.
"PRT jadi pintu masuk. Begitu datang ke Jakarta dimasukan ke tempat yang tidak punya akses keluar masuk, lalu harus melayani para hidung belang. Ini menjadi ruang terselubung prostitusi," ungkapnya.
PRT anak juga masih banyak ditemui di rentang usia 15-18 tahun dan rata-rata perempuan. Ai Maryati menyebut hal tersebut banyak ditemui di Yogyakarta dan Sumba Barat Daya. Kebanyakan mereka menjadi babysitter ataupun PRT anak.
"Apa yang kami temukan, mereka bekerja 24 jam. Jenis pekerjaannya juga penuh tekanan, full time dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan betapa repotnya hidup anak tersebut karena pasti mendapat tuntutan dari pemberi kerja," tuturnya.
Ai menambahkan, banyak juga yang mempekerjakan anak-anak sebagai talent film pornografi. Hasil film tersebut dikirimkan ke negara-negara yang sudah dijanjikan sebelumnya.(M-2)