Dorong Kemandirian Ekonomi Desa dengan Terapkan Konsep One Village One Product

4 hours ago 4

HADIRKAN kemandirian ekonomi desa, Yayasan Indonesia Setara (YIS) bersama Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) kembali menghadirkan Desa Emas (Desa Ekonomi Maju dan Sejahtera).

Kali ini, program yang diinisiasi oleh Sandiaga Uno itu digelar di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan Magelang, Jawa Tengah. Sejak berada di luar lingkaran pemerintahan, Sandiaga Uno memang lebih leluasa menggelorakan gerakan kewirausahaan. Dirinya juga aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan pemerintah daerah.

Lewat Program Desa Emas batch ke-2 tahun 2025 itu, Sandiaga Uno berharap adanya peningkatan nilai tambah sekaligus perluasan pasar bagi berbagai produk unggulan desa. Ia juga meyakini akan terwujud kemandirian ekonomi desa lewat penerapan konsep One Village One Product (OVOP).

"Lewat pelatihan dan pendampingan dalam Desa Emas, diharapkan kelompok usaha bisa menerapkan hilirisasi produk melalui konsep OVOP. Dengan begitu, produk berdaya saing, ekonomi lokal mandiri dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," ungkap Sandiaga Uno dalam siaran tertulis pada Jumat (18/7).

Sandiaga memaparkan, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Magelang memiliki potensi alam yang sangat berlimpah. Kabupaten Karawang misalnya, Sandi menyebut bahwa Kabupaten Karawang yang memiliki potensi alam berupa beras dan tanaman hortikultura, seperti buah dan sayur-sayuran. Namun, Kabupaten Karawang memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 8,04% atau sekitar 100.000 orang dan tingkat kemiskinan 7,86% pada tahun 2024.

Hal serupa terjadi di Kabupaten Magelang. Kabupaten yang berada di lereng gunung Merapi, Sindoro dan Sumbing ini memiliki tanah yang sangat subur. 

Tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan menjadi sektor alam yang berlimpah di sana. Meski demikian, Kabupaten Magelang memiliki persentase penduduk miskin sebesar 10,83% atau 143.800 orang. 

"Kenapa demikian? alasannya karena hasil alam yang melimpah itu hanya dijual sebatas komoditas, sehingga memiliki nilai ekonomi yang rendah, terlebih jika panen raya, harganya anjlok. Kita harus terus mendorong peningkatan kapasitas SDM di desa. Melalui hilirisasi produk berbasis potensi lokal, saya yakin desa-desa kita bisa menjadi pusat kemandirian ekonomi, membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan," jelasnya. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan INOTEK Ivi Anggraeni menyampaikan, para pelaku UMKM akan menjalani pelatihan dan pendampingan terkait manajemen usaha dalam Program Desa Emas.

Selain itu, perluasan pasar lewat digital serta menghadirkan teknologi hilirisasi melalui Kerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Melalui praktik bersama para periset BRIN, 20 kelompok usaha diajarkan cara membuat produk-produk turunan dari hasil-hasil perkebunan yang ada, seperti teh dari daun kopi, selai dan permen jelly dari buah kesemek, kurma tomat, sirup tomat, pasta bawang, nori dari daun singkong hingga pengolahan limbah/ampas kopi menjadi pupuk dan kosmetik.

"Kami sangat berharap kelompok usaha yang mengikuti program Desa Emas dapat membagikan ilmu yang diperoleh kepada para anggota kelompoknya secara berkesinambungan, sehingga terbentuk komunitas-komunitas wirausaha yang mumpuni dan siap bersaing di kancah yang lebih luas," pungkasnya. (E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |