
SEORANG remaja berusia 19 tahun di California Selatan, Amerika Serikat mengeluhkan ruam di bagian leher. Ia bekerja sebagai penjaga pantai. Menurut Jurnal The New England Journal of Medicine ruam tersebut berwarna kemerahan tetapi tidak menimbulkan rasa nyeri. Dari pemeriksaan yang dilakukan dokter diketahui bahwa ada larva migrans kulit yakni infeksi parasit pada kulit yang disebabkan larva cacing tambang.
Kondisi tersebut biasanya dialami seseorang apabila berjalan di atas tanah kaki di atas pasir atau tanah yang terkontaminasi parasit yang bisa berasal dari kotoran anjing atau kucing, tempat larva cacing berkembang biak.
Mengutip dari Halo Sehat, masalah pada kulit menjadi salah satu tanda adanya parasit di dalam tubuh. Parasit yang melakukan serangan di saluran pencernaan atau usus, maka akan terjadi peradangan di dalam tubuh sehingga berdampak pula pada kulit. Ada juga gejala misalnya
muncul ruam, kulit terasa gatal-gatal, eksim, dan kulit kering.
Dilansir dari The Medical Express, infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah disebabkan oleh berbagai spesies cacing parasit, termasuk cacing cambuk, cacing tambang, dan cacing gelang.
Untuk mengobati infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, obat-obatan yang aman telah tersedia, tetapi efektivitasnya sangat bervariasi. Pengobatan yang saat ini direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah albendazole dan mebendazole. Namun, dalam kasus cacing cambuk Trichuris trichiura, satu dosis obat ini hanya dapat menyembuhkan 17% orang yang terinfeksi seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini. Selain itu, karena resistensi obat terus meningkat, pengobatan alternatif baru sangat dibutuhkan.
Semua pasien sembuh
Untuk mengisi pipeline obat anthelmintik, para peneliti TPH Swiss kini telah menguji obat emodepside untuk pertama kalinya pada manusia yang terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah dalam sebuah penelitian fase IIa.
“Dalam penelitian ini, Emodepside menunjukkan tingkat kesembuhan yang tinggi untuk ketiga jenis cacing yang ditularkan melalui tanah,” kata Emmanuel Mrimi, kandidat Ph.D. dan penulis pertama penelitian ini. (H-4)