
ADA yang tak terduga sedang terjadi di pasar properti Bali. Para pengembang menemukan bahwa konsumen properti dari mancanegara tertarik pada estetika desain sama yang berakar pada minimalisme khas Skandinavia, tetapi dibungkus dengan gaya universal yang menyuguhkan kenyamanan dan fungsionalitas.
Seiring dengan interaksi yang terjadi antara warga lokal, luar daerah, dan mancanegara, komunitas multikultural di pulau Bali secara organik mengembangkan gaya arsitektur tersendiri yang melampaui latar belakang budaya individu mereka masing-masing. "Salah satu gaya desain yang tercipta ialah Scandinasian yang memadukan minimalisme Skandinavia dengan sensibilitas khas Asia. Filosofi Skandinavia tentang lagom yakni takaran yang tepat alias tidak kurang dan berlebihan," ujar Shanny Poijes, Pendiri dan CEO Core Concept Living, dalam keterangannya, Senin (7/7).
Pengembangan baru ini mengutamakan tata ruang terbuka dengan proporsi luas laiknya rumah-rumah di Stockholm atau Copenhagen. Perencanaan ruang pun mengikuti prinsip-prinsip Skandinavia, yaitu setiap jengkal area dibuat multifungsi, tetapi dalam skala lebih besar mengakomodasi pembeli mancanegara yang terbiasa dengan hunian lapang di negara asal mereka.
Menurut Shanny, material pun mengikuti gaya ini. Kayu alami dengan berbagai sentuhan akhir menciptakan kedalaman visual yang menjadi ciri khas interior Skandinavia, sementara aksen logam yang ditempatkan secara strategis menambah kesan elegan tanpa mendominasi ruang. Pendekatan ini mengakomodasi kecintaan masyarakat Skandinavia terhadap material yang semakin tua, semakin indah.
Founding Partner OWIU Studio yang berbasis di Los Angeles, Amanda Gunawan, mengamati bahwa fleksibilitas desain Skandinavia membuatnya sangat cocok untuk dipadupadankan. "Desain ini menggabungkan fungsi dan keindahan serta selalu berusaha menciptakan harmoni dalam ruang. Gaya Skandinavia mengutamakan desain yang tahan lama dan tidak mudah ketinggalan zaman serta menekankan pada kualitas pengerjaan yang baik," terangnya.
Core Concept Living merupakan perusahaan pengembang yang didirikan oleh duo asal Swedia Shanny Poijes dan Victoria Fernandez. Proyek terbaru mereka, yaitu Leviro Residences di Munggu--mewakili konsep hunian Scandinavian, Japandi, dan Balinese Soul--akan diluncurkan pada Oktober 2025 dan serah terima unit pada kuartal keempat 2027. (Ant/I-2)