Dampak Kebijakan Gubernur Jabar, Sekolah Swasta di Purwakarta Kehilangan Siswa Baru

7 hours ago 3
Dampak Kebijakan Gubernur Jabar, Sekolah Swasta di Purwakarta Kehilangan Siswa Baru Dua sekolah swasta di Kabupaten Purwakarta yang jumlah siswa barunya sangat sedikit.(MI/REZA SUNARYA)

SEJUMLAH sekolah swasta di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sulit mendapatkan murid baru. Kurangnya pendaftar diduga sebagai dampak dari kebijakan pemerintah provinsi yang mengizinkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per rombongan belajar).

Salah satu sekolah yang terdampak adalah SMK Bina Budi dan SMK Farmasi yang berada di bawah naungan Yayasan Yasri. Hingga Senin (7/7) atau
sepekan menjelang masa pembelajaran dimulai, SMK Bina Budi hanya mendapat 7 siswa baru, sedangkan SMK Farmasi 13 Siswa.

Jumlah ini jauh merosot dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. SMK Bina Budi mampu mengelola hingga 10 kelas aktif. Saat ini, hanya tersisa 3 kelas dengan total siswa aktif 36 orang dari kelas 10 hingga kelas 12.

"Di SMK Bina Budi hanya 7 siswa yang sudah mendaftar,sedangkan SMK Farmasi hanya 13 siswa," ungkap Ketua Yayasan Yasri, Agus Muharam, Senin (7/7).

Dia mengaku khawatir terhadap keberlangsungan sekolah-sekolah swasta jika tren ini terus berlanjut.

"Kami tetap berupaya mempertahankan sekolah, tapi dengan jumlah siswa yang sangat sedikit, kami menghadapi tantangan besar untuk menggaji guru dan staf administrasi. Ini bisa menjadi bumerang bagi sekolah swasta," tandasnya.

Para pengelola sekolah swasta berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan penerimaan siswa hingga 50 orang di satu kelas pada sekolah negeri.

Agus berharap pemerintah mempertimbangkan dampak kebijakan tersebut terhadap sekolah swasta yang turut berperan dalam mencerdaskan bangsa.

"Jika sekolah negeri terus dibolehkan menerima rombel maksimal tanpa batasan, maka sekolah swasta akan terus terpinggirkan. Harus ada kerja sama agar dunia pendidikan kita berkembang secara merata," pungkas Agus.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |