
CARLOS Alcaraz mengungkap pelajaran penting yang menjadi kunci dirinya berhasil mengangkat trofi Monte Carlo Masters untuk pertama kalinya, Minggu (13/4). Ia harap hal itu akan membantunya sepanjang musim.
"Banyak orang memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap saya, untuk memiliki musim tanah liat yang sangat bagus. Mungkin mereka ingin saya memenangi hampir setiap turnamen, jadi akan sulit untuk menghadapinya, saya kira," kata Alcaraz dikutip dari ATP, Senin (14/4).
"Namun satu hal yang saya pelajari bulan lalu adalah saya harus memikirkan diri saya sendiri. Saya harus memikirkan diri saya sendiri. Saya harus memikirkan orang-orang saya, tim saya, keluarga saya, teman-teman saya, teman dekat saya."
"Apa pun yang terjadi di lapangan, jika saya menang, jika saya kalah — saya harus meninggalkan lapangan dengan bahagia. Saya bangga dengan semua yang telah saya lakukan. Jadi itu adalah sesuatu yang saya pelajari, dan saya pikir saya melakukannya minggu ini dan itu membuahkan hasil," lanjut petenis Spanyol itu.
Memasuki Monte Carlo Masters, Alcaraz telah kalah dalam dua pertandingan berturut-turut, yakni semifinal Indian Wells melawan juara bertahan Jack Draper dan pertandingan pembukaannya di Miami Terbuka melawan David Goffin.
Dengan pola pikir yang lebih baik, Alcaraz, yang kembali menempati urutan kedua peringkat ATP setelah menjuarai Monte Calro Masters, kembali ke performa terbaiknya dan bertekad untuk mempertahankannya saat musim tanah liat berlanjut.
"Dalam beberapa bulan ke depan, di musim tanah liat ini, saya akan mencoba untuk terus maju dengan cara yang sama seperti saya mendekati turnamen ini dan tidak memikirkan orang-orang yang berbicara tentang ekspektasi," ujar Alcaraz.
"Saya hanya akan mendengarkan orang-orang terdekat saya dan ketika tim saya memiliki sesuatu untuk dikatakan kepada saya, dan itulah yang terpenting bagi saya. Saya akan mencoba menghadapi musim lapangan tanah liat seperti ini," tambahnya.
Juara ATP Masters 1000 enam kali itu merasa sang pelatih veteran Samuel Lopez memberikan beberapa kebijaksanaan penting selama turnamen.
"Mungkin 'Tetap positif' adalah hal yang paling sering ia ulangi minggu ini. 'Tetap kuat dan tetap positif"," ungkap Alcaraz.
"Satu hal yang ia katakan kepada saya dan mungkin menjadi kunci minggu yang hebat ini adalah, 'Anda harus menghadapi kesulitan yang Anda miliki. Hadapi, bukan menghindarinya'.
"Saya pikir itu banyak berubah, karena dalam pertandingan, Anda harus menghadapinya, tidak khawatir tentangnya, tidak takut pada mereka. Ketika Anda menyadari dan menerimanya dan menghadapinya, semuanya berjalan dengan benar," imbuh petenis berusia 21 tahun itu.
Alcaraz bergabung dengan daftar petenis Spanyol ternama yang telah memenangi Monte Carlo Masters, termasuk juara 11 kali Rafael Nadal dan pelatih Alcaraz, Juan Carlos Ferrero.
"Saya ingin memenanginya lebih dari sekali. Sejujurnya, tidak mungkin untuk berpikir tentang 11," kata Alcaraz sambil tersenyum.
"Saya telah berbicara dengan tim saya beberapa kali untuk membahas apa yang Rafa lakukan di lapangan tanah liat. Itu adalah salah satu hal tersulit untuk dilakukan dalam olahraga, atau salah satu hal terhebat yang pernah ia lakukan, bukan dalam tenis, dalam semua olahraga, memenangi turnamen yang sama 11 kali, 14 kali, turnamen seperti ini, turnamen seperti Roland Garros," lanjutnya.
Alcaraz menegaskan rekor yang diperoleh Nadal di ajang lapangan tanah liat seperti Monte Carlo dan Roland Garros tidak mungkin diulang.
Di final Monte Carlo Masters, Alcaraz mengalahkan Lorenzo Musetti. Namun, pesan utama yang dibagikan Alcaraz dalam konferensi pers pascapertandingannya bukanlah tentang trofi itu sendiri, tetapi mentalitasnya.
Ia akan kembali ke posisi kedua dalam peringkat ATP pada Senin (14/4) dan juga menjadi peringkat pertama dalam ATP Live Race To Turin. Namun, fokus Alcaraz ada di tempat lain.
"Berbicara tentang hal-hal yang saya pelajari dalam beberapa bulan terakhir... bukanlah memikirkan hal lain selain menikmati di lapangan," kata Alcaraz.
"Sesuatu yang saya sadari bahwa saya harus lakukan adalah tidak memikirkan hal lain selain menikmati. Jadi, saya tidak lagi memikirkan peringkat. Terus maju, melakukan hal-hal yang saya nikmati, yang membuat saya bahagia. Itu melangkah di lapangan, menunjukkan permainan tenis yang bagus, dan hanya itu."
"Jika saya menang, itu hebat. Jika saya tidak menang, saya akan belajar dan terus maju serta melakukan hal-hal yang membuat saya bahagia," pungkas juara tingkat tur 18 kali itu. (Ant/Z-1)