
KANWIL Perum Bulog Yogyakarta yang sebelumnya menargetkan akan menyerap 2.300 ton gabah kering giling (GKG), hingga awal April ini sudah menyerap 2.400 ton GKG atau 105% dari target.
Kepala Kanwil Perum BULOG Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ninik Setyowati di Kulon Progo, Selasa mengatakan, meski sudah mencapai target serapan, namun hal itu tidak kemudian membuat Bulog menghentikan penyerapan gabah dari petani. "Kami tetap menyerap gabah dari petani Kulon Progo sepanjang ada panenan dan petani mau menjual ke Bulog," kata Ninik. Ia menambahkan untuk DIY, target keseluruhan sepanjang 2025 adalah 14.000 ton dan sejak Januari hingga saat ini Bulog DIY sudag melakukan penyerapan hingga 9.500 ton.
Prrogram pembelian atau penyerapan gabah kering hasil panen petani, ujarnya tidak hanya berlaku di Kulon Progo, tetapi seluruh wilayah Indonesia. Kebijakan ini imbuhnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kebijakan ini diikuti dengan pembelian dengan harga yang tinggi. Harga gabah kering panen atau GKP, ujarny dibeli dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat produksi padi pada musim tanam 2025 hingga akhir Maret di seluruh wilayah Bantul mencapai lebih dari 32.000 ton gabah kering panen.
"Panen padi untuk musim ini sudah di angka seluas 4.000 hektare, dengan produktivitas rata rata 8,05 ton per hektare, sehingga total produksinya sudah mencapai 32.000 ton gabah," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo usai menghadiri panen raya padi di Bulak Sirat, Sidomulyo, Bantul, Senin.
Ia menyebutkan beberapa kecamatan di wilayah Bantul yang kelompok tani sudah melakukan panen raya pada bulan Februari dan Maret di antaranya di Kecamatan Jetis, Bambanglipuro dan wilayah lain yang menjadi sentra tanaman padi Bantul.
"Hasil panenan petani ini langsung dibeli dan diserap langsung oleh Bulog dengan harga sebesar Rp6.500 per kilogram gabah, karena harapan Bupati Bantul biar petani menerima uang Rp6.500 per kilogram biat untung, karena kalau lewat kemitraan di bawah Rp6.500 per hektare," katanya.
Meski demikian, kata dia, diakui ada sebagian petani Bantul yang menjual gabah kering panen melalui kemitraan, dengan tawaran harga yang lebih baik.(H-1)