
SEBANYAK 20 tandon air telah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sebagai langkah antisipasi musim kemarau. Hal ini karena adanya beberapa desa di daerah tersebut yang berpotensi mengalami kekeringan.
"Masing-masing tandon air itu memiliki daya tampung 5.000 liter," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetyo, Sabtu (12/7).
Bak penampungan air tersebut, ucap dia, bisa dipinjamkan ke desa-desa yang selama ini memang belum memiliki fasilitas itu. Selain BPBD Pati menyiapkan bak penampungan air, menurut dia, keandalan ketersediaan air bersih juga semakin kuat, karena adanya tambahan dua sumur dalam di Kecamatan Jakenan dan di Desa Angkatan Lor, Kecamatan Tambakromo. Ia memastikan dengan dukungan tiga lokasi sumber air bersih, termasuk yang ada di perkantoran BPBD Pati, suplai air bersih ke sejumlah desa yang menjadi langganan kekeringan bisa lebih lancar.
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter," ungkapnya.
Meskipun sudah siap menghadapi potensi bencana, hingga saat ini belum ada laporan soal wilayah Pati yang kekeringan. Justru petani masih memilih menanam padi ketimbang palawija karena hujan masih sering turun. Sementara berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau diperkirakan pada Agustus 2025, namun hingga saat ini memang belum dirasakan.
"Ketika cuaca kemaraunya cukup ekstrem, seperti kejadian tahun 2024, maka kami membutuhkan dukungan pihak lain yang selama ini peduli, seperti Baznas, PMI, BPR BKK, Bank Jateng, Perhutani, dan sejumlah perusahaan swasta lainnya," tuturnya.
Potensi bencana alam lainnya yang perlu diwaspadai yakni angin kencang. Ia mencatat hampir semua wilayah di Kabupaten Pati memiliki potensi diterjang angin puting beliung, sehingga masyarakat harus waspada.(Ant/M-2)