
BEBERAPA alumni Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) menunjukkan aksi nyata kepedulian terhadap konflik kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Mereka tergabung dalam tim relawan yang bertugas di lapangan, menyalurkan bantuan serta memberikan dukungan langsung kepada para pengungsi yang terdampak konflik. Di tengah keterbatasan dan kondisi yang rawan, kehadiran mereka menjadi simbol solidaritas dan kemanusiaan lintas batas.
"Menjadi relawan adalah panggilan hati. Saya merasa terpanggil untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan oleh para guru kami di Fakultas Kedokteran Unpad, untuk kemanusiaan," ungkap Asep Hermana, alumni FK Unpad angkatan 1990.
Asep yang merupakan dokter spesialis bedah yang ditugaskan ke Jordania, salah satu lokasi pengungsian warga Palestina, selama 14 hari pada Maret 2024 lalu. Dalam misi kemanusiaannya, dia melakukan asesmen terhadap sekitar 60 ribu pengungsi yang mencakup kondisi kesehatan, fasilitas medis yang tersedia, serta potensi pengembangan layanan kesehatan.
"Di sana para relawan menjalin kerja sama dengan sejumlah NGO asal Jordania dan Palestina untuk memperkuat dukungan medis bagi para pengungsi. Pengalaman selama menempuh pendidikan di FK Unpad turut membentuk jiwa sosial," terangnya.
Dia merasa bahwa nilai-nilai kepedulian dan kedekatan dengan masyarakat sudah ditanamkan sejak masa kuliah. Pengalaman tersebut menjadi bekal penting dalam menjalankan tugas kemanusiaan di tengah krisis pengungsian.
Meski sudah menjadi hal yang lumrah di dunia kesehatan, kepedulian dan keberanian tenaga medis untuk terjun langsung ke wilayah bencana dan konflik tetap patut mendapat perhatian.
"Banyak dokter, termasuk alumni Unpad, yang tak hanya menjalankan praktik sehari-hari, tetapi juga rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan keselamatan jiwa demi misi kemanusiaan, seperti yang terjadi di Palestina. Peran mereka di garis depan kemanusiaan menjadi contoh nyata dedikasi profesi dan layak untuk dihargai serta dibanggakan," tutur Asep.
Dia berharap kepada masyarakat Indonesia terkait konflik di Palestina, untuk terus mengistiqomahkan gerakan “DINAR”, yaitu Doa tanpa henti untuk perlindungan dan solusi terbaik, Infak yang menjadi bagian dari anggaran utama dan bukan sekadar sisa. Narasi perjuangan harus terus disuarakan agar tidak tertutupi oleh hoaks dan intimidasi. Alihkan penggunaan produk ke yang non-Zionis serta Ramaikan semangat pembebasan Palestina dalam berbagai ruang.
Saat ini, terdapat dua dokter spesialis alumni FK Unpad yang sedang ditugaskan ke Gaza, Palestina, yaitu dr. Nurcholis Hendry Nugraha, Alumni FK Unpad angkatan 1997 dan drg. Harfindo Nismal, Alumni FKG Unpad angkatan 1999.