Akademisi Tawarkan Sistem Aquaponik Lele-Kangkung untuk Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga di Perkotaan

4 hours ago 2
Akademisi Tawarkan Sistem Aquaponik Lele-Kangkung untuk Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga di Perkotaan Suasana kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang berlangsung di P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) Kalpatarudesa, Sanur Kaja, Denpasar, Sabtu (21/6).(DOK Universitas Warmadewa)

DALAM rangka memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga, akademisi dari Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar), Ir. Made Sri Yuliartini, M.Si, memperkenalkan sistem aquaponik lele-kangkung. Tawaran ini disampaikan dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat yang berlangsung di P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) Kalpatarudesa, Sanur Kaja, Denpasar, Sabtu (21/6).

Mmmenurut Yuliartini, sistem aquaponik merupakan metode inovatif yang mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman dalam satu siklus tertutup. Limbah ikan, seperti amonia diolah menjadi nutrisi bagi tanaman melalui proses alami yang difasilitasi oleh mikroba. Dia  menekankan bahwa sistem ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

“Dengan menerapkan sistem aquaponik, keluarga di perkotaan dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan protein hewani melalui ikan lele dan sayuran segar dari kangkung. Ini merupakan solusi praktis untuk meningkatkan ketahanan pangan di tengah urbanisasi yang terus berkembang,” ujarnya.

Kangkung, yang memiliki masa pertumbuhan singkat dan kaya akan nutrisi, menjadi pilihan utama dalam sistem ini. Selain itu, keberadaan ikan lele yang dapat tumbuh optimal dalam kondisi lingkungan yang kurang ideal membantu memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan.

Kangkung merupakan komoditas sayuran musiman dengan permintaan pasar yang terus meningkat tiap tahunnya. Kangkung juga merupakan sumber nutrisi tinggi, yang tiap 100 gramnya mengandung 30 kal, protein 3,9 gram, lemak 0,6 gram, dan karbohidrat 4,4 gram. Kangkung juga memiliki masa pertumbuhan dan hidup yang sangat singkat, yaitu dapat panen sekitar 40 hari setelah tanam serta memiliki laju pertumbuhan yang tinggi.

Program ini tidak hanya mengajarkan peserta cara membuat sistem aquaponik menggunakan drum sebagai wadah, tetapi juga memberikan wawasan tentang pentingnya ketahanan pangan di tingkat keluarga. Dengan keterampilan ini, masyarakat diharapkan dapat mengelola sumber daya yang ada secara efisien dan mandiri.

Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, khususnya di perkotaan, di mana akses terhadap pangan segar sering kali terbatas. Dengan sistem aquaponik, keluarga dapat mengurangi ketergantungan pada pasar dan memastikan ketersediaan pangan yang lebih sehat dan bergizi.

Universitas Warmadewa berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan di masyarakat, serta mendukung upaya kolektif dalam menghadapi tantangan pangan di masa depan. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |