2 weeks ago
16
Aktor Korea Selatan Jisoo terkenal cancel culture akibat kasus bullying(Ilustrasi)
KOREA Selatan dikenal dengan industri hiburannya yang mendunia, terutama di bidang musik, film, dan drama. Musik K-pop menjadi salah satu yang paling populer, dengan grup-grup seperti BLACKPINK, EXO, BTS, TWICE, SNSD, Super Junior, dan Red Velvet yang memiliki basis penggemar besar di seluruh dunia.
Selain grup idol, banyak aktor dan aktris Korea yang meraih popularitas berkat peran mereka dalam drama Korea. Nama-nama seperti Lee Min Ho, Park Shin Hye, Song Hye Kyo, Kim Soo Hyun, Park Seo Joon, dan Song Joong Ki telah menjadi ikon di industri hiburan Korea.
Namun, di balik gemerlapnya dunia hiburan, Korea Selatan juga dikenal dengan budaya "cancel culture" yang sangat kuat. Para penggemar tidak segan-segan mengkritik dan memboikot idola mereka jika terlibat skandal, mulai dari kasus perundungan, kekerasan seksual, hingga kebohongan publik.
Berikut ini adalah empat aktris Korea Selatan yang kariernya meredup akibat cancel culture:
Aktris Korea Selatan yang Terkena Cancel Culture
1. Jisoo
Aktor yang dikenal melalui berbagai drama populer ini harus menerima kenyataan pahit akibat skandal yang mencuat di masa lalu. Jisoo dituduh melakukan perundungan dan pelecehan seksual saat masih duduk di bangku SMA. Tuduhan ini muncul setelah seorang mantan teman sekolahnya mengungkap pengalaman buruknya melalui media sosial.
Menurut korban, Jisoo sering melakukan perundungan terhadap teman-temannya dan bahkan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang siswi. Ia juga disebut-sebut pernah merekam dirinya sendiri saat berhubungan intim dengan seorang siswi di kamar mandi sekolah.
Akibat skandal tersebut, Jisoo mengalami boikot besar-besaran. Ia kehilangan berbagai kontrak kerja dan dikeluarkan dari proyek drama yang tengah digarap. Kini, Jisoo lebih banyak berkarier di luar Korea Selatan, terutama di Filipina.
2. Seungri (BIGBANG)
Nama Seungri, anggota grup legendaris BIGBANG, sempat menjadi sorotan dunia akibat skandal besar yang mengguncang industri hiburan Korea. Ia terbukti bersalah dalam kasus “Burning Sun,” sebuah skandal yang melibatkan penipuan dan prostitusi di klub malam pada tahun 2018.
Dalam kasus ini, Seungri diketahui mengatur layanan seksual untuk para investor klub tersebut. Setelah penyelidikan mendalam, ia mengakui kesalahannya dan diadili di pengadilan Korea Selatan. Akibat peristiwa ini, Seungri kehilangan seluruh kontrak kerja, dikeluarkan dari BIGBANG, dan akhirnya pensiun dari dunia hiburan.
3. Seo Yea Ji
Seo Yea Ji, aktris berbakat yang dikenal lewat drama It’s Okay to Not Be Okay, juga sempat menjadi sasaran cancel culture. Skandalnya mencuat setelah media Dispatch mengungkap bahwa ia diduga sebagai penyebab aktor Kim Jung Hyun bersikap dingin dan kasar terhadap lawan mainnya, Seohyun (Girls’ Generation), saat syuting drama.
Bukti berupa pesan teks yang dikirimkan Seo Yea Ji kepada Kim Jung Hyun menunjukkan bahwa ia mengontrol sikap sang aktor di lokasi syuting. Akibat kontroversi ini, Seo Yea Ji mendapat kecaman dari publik. Beberapa brand besar membatalkan kontraknya, dan ia sempat vakum dari dunia hiburan untuk waktu yang cukup lama.
4. Kim Sae Ron
Aktris Kim Sae Ron juga mengalami cancel culture setelah terlibat dalam kasus mengemudi dalam keadaan mabuk (DUI). Ia menabrak trafo listrik, menyebabkan pemadaman listrik di 57 gedung selama tiga jam. Akibat insiden ini, banyak pihak mengalami kerugian besar, dan ia dihujat habis-habisan oleh publik.
Tak hanya itu, Kim Sae Ron juga menuai kontroversi setelah diduga mencari perhatian ("caper") dengan aktor Kim Soo Hyun. Ia mengunggah foto bersama aktor tersebut di media sosial, tetapi segera menghapusnya setelah mendapat reaksi negatif. Akibat berbagai kontroversi ini, Kim Sae Ron kehilangan banyak proyek dan mengalami kemerosotan karier.
Cancel culture di Korea Selatan menunjukkan betapa ketatnya standar moral yang diterapkan dalam industri hiburan. Skandal sekecil apa pun dapat berujung pada boikot besar-besaran, bahkan mengakhiri karier seorang artis. Bagi para selebriti, menjaga citra tetap bersih bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan. (Berbagai sumber/Z-10)
