
LEBIH dari 200.000 jemaah haji Indonesia menjalani wukuf di Arafah, Kamis (5/6). Sebagai puncak ibadah haji, wukuf di Arafah menjadi sahnya haji seseorang. Seluruh jemaah haji Indonesia termasuk jemaah yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi, dibawa ke Arafah untuk disafariwukufkan.
Waktu Wukuf dimulai dari tergelincirnya matahari (Zuhur) pada 9 Zulhijjah hingga terbenamnya matahari. Wukuf merupakan kegiatan berdiam diri, berdoa, dan berdzikir di Padang Arafah.
Dikutip dari keterangan resmi Kementerian Agama, rangkaian wukuf dimulai dengan salat subuh berjamaah di tenda Misi Haji Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan ceramah Penyejuk Rohani: Menyelami Makna dan Hikmah Wukuf oleh Prof Dr Aswadi Syuhada.
Setelah sarapan, jemaah melakukan aktivitas ibadah di tenda masing-masing. Menteri Agama Nasaruddin Umar turut memberikan wejangan agar jemaah memanfaatkan momen terbaik dalam hidupnya ini untuk berdoa dan berzikir.
"Yang harus lakukan jemaa selama wukuf yaitu perbanyak berdoa. Doa kita Insya Allah tidak ditolak Allah Swt, kalau doa itu kita panjatkan di Padang Arafah. Kalau sudah selesai doanya, baca Al-Quran," kata menag.
Pukul 10.30- 10.45 WAS, sebelum salat Zuhur, rangkaian acara diawali dengan pembacaan Talbiyah, pembacaan ayat Suci Al-Qur'an oleh KH Dr Agus Maarif. Kemudian acara dilanjutkan laporan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief.
Ada juga sejumlah sambutan oleh Dubes RI untuk Arab Saudi, Kepala Badan Penyelenggara Haji, Kepala Timwas Haji DPR RI, dan sambutan Amirul Hajj Menteri Agama RI.
Setelah penjelasan tata cara Wukuf, azan Zuhur, lalu Khutbah Wukuf yang disampaikan oleh Katib Am PBNU KH Ahmad Said Asrori, jemaah melaksanakan salat berjamaah Jama’ Qashar Zuhur dan Asar. Bertindak sebabai imam adalah Tg Dr Lalu Ahmad Zaenuri. Setelahnya, Dzikir atau Doa Wukuf dipimpin Katib Am PBNU KH Ahmad Said Asrori.
Salat berjamaah Jama’ Qashar serta khutbah wukuf berlangsung di seluruh tenda jemaah haji Indonesia dipimpin oleh para pembimbing ibadah kloter. Setelah makan siang, jemaah kembali menjalani aktivitas ibadah masing-masing, hingga kemudian bersiap berangkat ke Muzdalifah untuk bermalam (mabit).
Selama wukuf, jemaah haji sakit yang disafariwukufkan dengan ambulan dan bus tetap dalam pengawasan tenaga kesehatan dan mendapat bimbingan dari pembimbing ibadah. Setelah wukuf, jemaah yang disafariwukufkan dibawa kembali ke rumah sakit atau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah yang telah beroperasi untuk rawat inap jemaah.
Selain jemaah haji yang disafariwukufkan karena sakit, Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) menyelenggarakan Safari Wukuf Lansia Khusus. Safari Wukuf Lansia Khusus adalah program yang disiapkan PPIH Arab Saudi untuk memfasilitasi jemaah haji lansia dan disabilitas untuk mengikuti wukuf di Arafah, meski hanya sebentar dan tetap berada di bus.
“Jemaah diberangkatkan menggunakan bus yang disiapkan secara khusus lalu diberangkatkan menuju Arafah menjelang waktu Zuhur. Setelah dirasa cukup mengikuti proses wukuf, jemaah lansia dan disabilitas ini kembali menuju hotel yang disiapkan sebagai tempat transit mereka,” terang Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi di Makkah. (H-4)