
Permainan tradisional Sunda adalah bagian penting dari budaya Jawa Barat. Permainan ini seru, mengajarkan kerja sama, dan melatih keterampilan. Dari anak-anak hingga dewasa, semua bisa menikmati permainan tradisional Sunda. Yuk, kenali 15 permainan terpopuler dan cara memainkannya!
Daftar Permainan Tradisional Sunda
1. Cingciripit
Cara Bermain
Anak-anak duduk melingkar. Satu anak membuka telapak tangan sebagai "mangkuk". Yang lain meletakkan jari telunjuk di tengah sambil menyanyi lagu Cingciripit. Di akhir lagu, pemilik "mangkuk" menangkap jari. Yang tertangkap jadi "kucing" untuk petak umpet.
Makna Budaya
Cingciripit melatih fokus dan keadilan dalam menentukan giliran.
2. Oray-Orayan
Cara Bermain
Anak-anak berbaris, memegang pinggang teman di depan, membentuk "ular". Pemain depan jadi kepala, belakang jadi ekor. Mereka bergerak sambil menyanyi dan menjawab tanya-jawab lucu. Kepala mencoba menangkap ekor!
Makna Budaya
Permainan ini mengajarkan kerja sama dan kegembiraan bersama.
3. Egrang
Cara Bermain
Pemain berdiri di atas dua bambu panjang dengan pijakan. Mereka berjalan atau berlomba sambil menjaga keseimbangan. Jatuh berarti kalah!
Makna Budaya
Egrang melatih keberanian dan keseimbangan tubuh.
4. Congklak
Cara Bermain
Dua pemain duduk berhadapan dengan papan congklak berisi 14 lubang kecil dan 2 lubang besar. Setiap lubang kecil diisi 7 biji. Pemain mengambil biji dari satu lubang, menyebarkannya berlawanan arah jarum jam. Tujuannya mengumpulkan biji terbanyak di lubang besar.
Makna Budaya
Congklak mengasah strategi dan kesabaran.
5. Galah Asin
Cara Bermain
Dua tim bermain di lapangan dengan garis-garis. Satu tim menjaga garis, tim lain mencoba melewati tanpa disentuh. Jika tersentuh, tim penyerang gagal dan berganti peran.
Makna Budaya
Permainan ini melatih kecepatan dan kerja tim.
6. Bebentengan
Cara Bermain
Dua kelompok membangun "benteng" dari tiang atau pohon. Mereka saling menyerang untuk menyentuh benteng lawan sambil menghindari penjaga. Tim yang menyentuh benteng menang.
Makna Budaya
Bebentengan mengajarkan strategi dan keberanian.
7. Endog-Endogan
Cara Bermain
Pemain mengepalkan tangan dan menumpuknya ke atas. Sambil menyanyi lagu Endog-Endogan, tangan paling bawah "dipecahkan" hingga semua terbuka. Lagu diakhiri dengan tawa!
Makna Budaya
Permainan ini menciptakan keceriaan dan kebersamaan.
8. Perepet Jengkol
Cara Bermain
Tiga atau lebih pemain berpegangan tangan menghadap belakang. Kaki kanan diangkat ke betis teman, saling mengait. Mereka meloncat berputar sambil bertepuk tangan tanpa jatuh.
Makna Budaya
Perepet Jengkol melatih koordinasi dan kekompakan.
9. Paciwit-Ciwit Lutung
Cara Bermain
4-6 pemain berdiri melingkar. Mereka mencubit punggung tangan teman, menumpuk tangan ke atas. Yang paling atas mencubit lagi, berulang hingga semua tertawa!
Makna Budaya
Permainan ini mengajarkan tahan banting dan keceriaan.
10. Sasalimpetan
Cara Bermain
Pemain berpegangan tangan. Satu per satu, mereka masuk di bawah tangan teman, membentuk spiral sambil menyanyi lagu Sasalimpetan. Permainan berakhir saat semua terkait.
Makna Budaya
Sasalimpetan melambangkan persatuan dan kerja sama.
11. Sunda Manda (Engklek)
Cara Bermain
Gambar petak di tanah. Pemain melempar batu ke petak, lalu melompat dengan satu kaki untuk mengambilnya tanpa menginjak garis. Yang punya petak terbanyak menang.
Makna Budaya
Sunda Manda melatih ketangkasan dan konsentrasi.
12. Boi-Boian
Cara Bermain
Tumpuk pecahan genting. Pemain melempar bola untuk mengacaukannya, lalu lari. Penjaga merapikan tumpukan. Jika penjaga selesai duluan, pemain kalah.
Makna Budaya
Boi-Boian mengajarkan ketepatan dan kecepatan.
13. Gatrik
Cara Bermain
Letakkan kayu pendek di atas dua batu. Pemain memukulnya dengan kayu panjang agar melayang. Tim lawan menangkap. Jika tertangkap, giliran berganti.
Makna Budaya
Gatrik melatih koordinasi tangan dan mata.
14. Ucing Sumput
Cara Bermain
Satu pemain jadi "kucing" yang mencari teman-teman yang bersembunyi. Yang pertama ketemu jadi kucing berikutnya.
Makna Budaya
Ucing Sumput mengasah kecerdikan dan kesabaran.
15. Hahayaman
Cara Bermain
Anak-anak melingkar, satu jadi "ayam" dan satu jadi "musang". Musang mengejar ayam, tapi lingkaran melindungi ayam. Jika ayam tertangkap, peran berganti.
Makna Budaya
Hahayaman mengajarkan perlindungan dan kerja tim.
Mengapa Permainan Tradisional Sunda Penting?
Permainan tradisional Sunda bukan hanya hiburan. Mereka mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, keberanian, dan kreativitas. Dengan memainkannya, anak-anak belajar budaya Sunda sambil bersenang-senang. Ayo ajak teman dan keluarga untuk coba!