
TIM SAR Gabungan akhirnya menemukan Muhammad Safari Siregar, 41, setelah tiga hari pencarian di Sungai Silau, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara (Sumut). Warga yang sempat berusaha menolong seorang calon jaksa itu ditemukan tewas empat kilometer dari lokasi awal hanyut.
"Setelah upaya pencarian yang melibatkan penyisiran darat dan penyusuran aliran sungai, korban berhasil ditemukan dalam kondisi mengapung tidak jauh dari muara sungai," ungkap Kepala Kantor SAR Medan Hery Marantika, Jumat (4/7).
Safari sebelumnya sempat mencoba menolong jaksa Reynanda Primta Ginting, 26, saat terseret arus deras. Namun dia ikut tenggelam dalam kejadian pada Rabu (2/7).
Pencarian korban dimulai setelah laporan resmi diterima Pos SAR Tanjung Balai Asahan. Tim gabungan segera melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Silau.
Upaya pencarian melibatkan BPBD, TNI, Polri, Tagana, relawan dan masyarakat sekitar. Metode observasi visual dilakukan dari darat menggunakan perahu LCR.
Jasad Reynanda lebih dulu ditemukan pada Kamis (3/7) pukul 10.19 WIB, berjarak dua kilometer dari lokasi awal kejadian. Sedangkan Safari ditemukan pada Jumat (4/7) pukul 11.40 WIB.
Reynanda adalah pegawai Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun yang sedang menjalankan tugas. Ia mengejar kepala desa yang nekat melompat ke sungai saat hendak diperiksa.
Insiden bermula saat Kejari Simalungun memintai keterangan Kepala Desa Banjar Hulu pada Rabu (2/8) sore. Namun Kepala desa itu melarikan diri ketika akan diberikan surat BAP.
Reynanda yang mengejar ikut tercebur ke sungai dan terseret arus deras. Safari yang melihat kejadian itu langsung berupaya menolong.
Warga sekitar pun sempat membantu pencarian secara manual di sekitar lokasi. Namun, upaya tersebut tidak berhasil hingga tim SAR gabungan dikerahkan.
Operasi SAR berlangsung selama tiga hari secara intensif di sepanjang aliran sungai. Setelah ditemukannya Safari, operasi resmi ditutup oleh Basarnas.
Jenazah Reynanda juga dievakuasi ke RSUD Abdul Manan Kisaran untuk proses lebih lanjut. Kedua korban kini telah dimakamkan oleh keluarga masing-masing.
Hery menyampaikan duka cita mendalam atas insiden ini. Dia juga berterima kasih atas kerja sama semua unsur yang terlibat di lapangan.
Kejaksaan Negeri Simalungun tengah menyelidiki dugaan korupsi Dana Desa Banjar Hulu. Nilai kerugian dalam kasus tersebut mencapai Rp400 juta. Kepala desa yang diperiksa sempat dipanggil tiga kali oleh kejaksaan. Namun, ia mangkir dalam seluruh panggilan sebelum insiden ini terjadi. (YP/P-2)