
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan terdapat keuntungan Indonesia menjadi tempat uji coba vaksin Tb atau vaksin Tuberkulosis. Salah satunya keuntungannya adalah nantinya Indonesia bisa memproduksi vaksin Tb secara mandiri.
Diketahui, Indonesia dipilih untuk uji klinis vaksin Tb tahap ke-3 TBC M72/AS01E milik Gates Foundation. Indonesia dipilih karena Indonesia berada di urutan kedua setelah India dengan kasus Tb terbanyak. Diestimasikan ada 1 juta WNI baru terkena Tb setiap tahun, dan 125 ribu meninggal. Sehingga setiap 4 menit ada 1 orang meninggal.
"Sehingga kita bisa menyelamatkan 125 ribu saudara kita yang meninggal. Kedua, keunggulannya kita bisa mendapatkan prioritas untuk memproduksi vaksin. Jadi Biopharma kita ajak. Supaya nanti kalau jadi kita bisa produksi sendiri," ungkap Budi di Jakarta Timur, Jumat (9/5).
Budi menyebut saat ini sudah ada 2 ribuan orang yang dilakukan uji coba vaksin Tb tersebut dan terbanyak di Jawa Barat.
"Sekarang Indonesia menjadi tempat clinical trial ke-3. Sudah jalan 2 ribuan orang lebih yang kebanyakan dari Jawa Barat sudah disuntikan dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran. Kita harapkan kalau bisa sebelum 2029 itu bisa formal diluncurkan," ungkapnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan setiap vaksin harus lolos uji klinis 1, 2, 3, dan seterusnya. Uji klinis 1 untuk melakukan tes keamanan.
"Harus jelas bahwa vaksin ada clinical trial 1, 2, dan 3. clinical trial 1 ditentukan vaksin aman atau tidak, karena lolos maka jadi sudah pasti aman. Sekarang di clinical trial 3 itu ngecek efektifitasnya. (Misal) dari 100 yang diobatin, yang sembuh atau yang tidak tertular berapa, secara saintifik sudah terbukti aman," pungkasnya. (H-3)