
TIM peneliti IPB University mengembangkan alat pemantau kualitas udara bernama Air Quality IPB Monitoring System (Aqimos), sebuah inovasi untuk mempercepat dan mempermudah pemantauan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) secara real-time.
Alat ini hadir dalam bentuk statis maupun portable dan diklaim jauh lebih efisien serta ekonomis dibandingkan alat konvensional yang selama ini digunakan.
Menurut ketua tim peneliti, Prof Arief Sabdo Yuwono, Aqimos hadir sebagai solusi untuk mempercepat proses pemantauan kualitas udara. Alat ini mampu memangkas waktu pelaporan dari 24 jam menjadi hanya 1,6 menit.
"Kami melihat fakta bahwa alat ukur dan peraga ISPU yang secara konvensional ada di Indonesia itu menyampaikan hasilnya dalam waktu 24 jam. Kami memandang itu terlalu lama, sebab ini berhubungan dengan gas-gas yang menjadi parameter pencemaran udara," ungkap Prof Arief.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Prof Arief bersama tim peneliti lintas fakultas lainnya, yaitu Prof Husin Alatas dan Rady Purbakawaca dari Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, melakukan riset selama beberapa tahun untuk mengembangkan Aqimos.
"Kami yakin bahwa sistem pelaporan yang 24 jam itu bisa ditingkatkan dengan menerapkan berbagai perbaikan, sejak dari sensornya, pengolahan datanya, dan kemudian pelaporannya. Alhamdulillah, saat ini kami mempunyai hasil bahwa alat ukur dan peraga ISPU itu telah mampu melaporkan hasilnya dalam waktu hanya 1,6 menit," jelasnya.
Aqimos dilengkapi berbagai sensor untuk mengukur partikel udara berukuran di bawah 2,5 mikron (PM2.5) dan 10 mikron (PM10), serta berbagai gas pencemar seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO?), sulfur dioksida (SO?), ozon (O?), dan hidrokarbon (HC).
Selain itu, alat ini juga mampu memantau suhu udara, intensitas cahaya, arah dan kecepatan angin, kelembapan relatif, tekanan udara, serta curah hujan.
Cara kerja Aqimos sangat berbeda dari sistem konvensional. Bila sistem lama mengandalkan pengambilan sampel udara yang kemudian dianalisis di laboratorium dengan hasil baru tersedia keesokan harinya, Aqimos menganalisis udara langsung di dalam perangkat.
"Udara ambient diambil sampelnya, kemudian dianalisis di dalam alat ini. Parameter yang diuji sesuai dengan peraturan yang berlaku. Semuanya berupa sampel udara yang langsung dianalisis di dalam alat ini. Jadi, hanya dalam waktu 1,6 menit alat ini sudah bisa menyajikan," jelas Prof Arief.
Lebih lanjut, Aqimos juga mampu menampilkan hasil pengukuran melalui aplikasi secara real-time, baik di tempat sensor dipasang maupun dari jarak jauh, termasuk melalui ponsel atau komputer.
Selain kemampuannya yang cepat dan akurat, Aqimos juga memiliki keunggulan dalam hal mobilitas. Alat ini bersifat portable, dapat dipindah-pindahkan, menggunakan panel surya sebagai sumber listrik, dan memiliki harga yang jauh lebih kompetitif dibandingkan perangkat ISPU konvensional.
Prof Arief berharap, dengan kehadiran inovasi ini, pemantauan kualitas udara di Indonesia dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, sehingga dapat membantu dalam mitigasi dampak polusi udara secara tanggap dan tepat sasaran. (Z-1)