Serangan Drone Rusia Renggut Nyawa Tiga Generasi dalam Satu Keluarga

12 hours ago 4
Serangan Drone Rusia Renggut Nyawa Tiga Generasi dalam Satu Keluarga Ilustrasi(freepik.com)

Sebuah serangan udara yang dilakukan Rusia di kota Pryluky, Ukraina tengah, pada malam hari menimbulkan duka mendalam. 

Saat tim pemadam kebakaran lokal tiba di lokasi, mereka menemukan lima orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka setelah sebuah drone menghantam bangunan tempat tinggal.

Yang membuat peristiwa ini semakin menyayat hati adalah fakta bahwa di antara para korban terdapat istri, anak perempuan dan cucu dari salah satu petugas pemadam kebakaran yang tengah bertugas.

"Tiga generasi, tidak ada kata-kata yang dapat meringankan rasa sakit ini," tulis Kepolisian Nasional Ukraina dalam pernyataan resmi seperti dilansir CNN, Sabtu (7/6).

Mereka mengumumkan bahwa salah satu korban adalah Daryna Shygyda, putri sang pemadam kebakaran, yang juga merupakan seorang anggota polisi aktif.

“Dia kuat, cerdas, dan tulus. Dia setia pada sumpahnya, adil, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi – begitulah cara rekan-rekannya dan semua orang yang mengenalnya akan mengingatnya,” lanjut pernyataan tersebut. 

Diketahui, Shygyda bergabung dengan kepolisian pada tahun 2020 di usia 22 tahun.

"Menjadi polisi adalah impian dan panggilan hidupnya. Ayahnya yang seorang pemadam kebakaran mengajarinya untuk membantu orang sejak kecil. Dan suaminya, seorang petugas patroli, selalu mendukung dan membantunya dalam bertugas,” tambah pihak kepolisian.

Menurut keterangan keluarga, Daryna sedang berkunjung ke rumah ibunya, putri dari Valentyn dan Lyudmila Lotysh, saat serangan terjadi. 

“Misha, bocah lelaki itu berteriak-teriak. Dan kemudian semuanya menjadi sunyi," ungkap Valentyn Lotysh kepada Suspilne, media publik Ukraina.

"Cucu perempuan saya datang mengunjungi mereka bersama anak kecilnya. Dia anak yang sangat menarik. Ada lima orang di rumah itu: mereka bertiga dan kami berdua," imbuh Lyudmila Lotysh.

Bayi laki-laki tersebut, yang baru berusia satu tahun, juga menjadi korban jiwa. Namanya tidak diungkapkan, dan di media sosial, fotonya yang dipublikasikan menunjukkan ia digendong erat oleh ibunya, mengenakan topi wol dan jaket tebal musim dingin.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa anak itu merupakan anak ke-632 yang tewas akibat agresi Rusia sejak invasi besar-besaran dimulai.

Zelensky juga melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 103 drone dan satu rudal balistik dalam satu malam ke berbagai wilayah Ukraina. Setidaknya delapan orang dinyatakan tewas dalam serangan terbaru itu.

Menanggapi serangan drone Shahed di Pryluky yang menewaskan keluarga petugas pemadam kebakaran, Zelensky mendesak sekutu Barat untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow.

"Ini adalah serangan besar-besaran lainnya oleh teroris – teroris Rusia yang membunuh rakyat kita setiap malam," katanya melalui Telegram.

“Ini adalah alasan lain untuk menjatuhkan sanksi maksimum dan memberikan tekanan bersama. Kekuatan itu penting, dan hanya kekuatan yang dapat mengakhiri perang ini,” tegas Zelensky. 

Dia menambahkan bahwa Kyiv mengharapkan tindakan dari AS, Eropa dan semua orang di dunia yang benar-benar dapat membantu mengubah keadaan yang mengerikan ini.

Pernyataan ini muncul setelah Kremlin kembali menyampaikan retorika perdamaian, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang pada Rabu lalu mengatakan kepada Paus Leo XIV bahwa Rusia berkepentingan untuk mencapai perdamaian.

Namun, pada saat yang sama, Moskow terus melancarkan serangan udara terhadap warga sipil Ukraina.

CNN mencatat bahwa hingga Kamis pagi, setidaknya 30 warga sipil Ukraina tewas dan lebih dari 150 lainnya luka-luka dalam serangan Rusia selama sepekan terakhir, termasuk delapan korban tewas dalam 24 jam terakhir.

Serangan ke Pryluky terjadi tak lama setelah percakapan telepon terbaru antara Putin dan Presiden AS Donald Trump, di mana Putin menyatakan niat untuk membalas serangan drone Ukraina terhadap instalasi angkatan udara Rusia.

Rusia diketahui telah meningkatkan intensitas serangan udara dalam beberapa bulan terakhir, seiring peningkatan produksi domestik drone Shahed buatan Iran yang kerap digunakan dalam serangan mereka.

Para analis melihat kampanye brutal ini sebagai bagian dari strategi Rusia untuk menunjukkan superioritas dalam konflik dan melemahkan semangat perlawanan Ukraina.

Pemerintah kota Pryluky telah menetapkan dua hari berkabung pada Kamis dan Jumat. Bendera dikibarkan setengah tiang, dan spanduk hitam dipasang di gedung-gedung publik sebagai bentuk penghormatan kepada para korban. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |