
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 15.00 WIB, genangan masih terjadi di 29 Rukun Tetangga (RT) dan tiga ruas jalan di wilayah DKI Jakarta.
Kondisi ini merupakan dampak kombinasi dari curah hujan tinggi dan pasang maksimum air laut (rob) yang dipicu oleh fase Perigee dan Bulan Baru. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir sejak 4 hingga 13 Juli 2025.
"Akibat fenomena tersebut, sejumlah pintu air dan pos pantau sungai menunjukkan peningkatan status siaga. Pintu Air Pasar Ikan berada dalam status Siaga 2 sejak Senin (7/7) pukul 14.00 WIB. Pos Pantau Angke Hulu bahkan naik ke status Bahaya (Siaga 1) pada pukul 22.00 WIB setelah sebelumnya berstatus Siaga 3 di pagi hari," ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangannya, Selasa (8/7).
Berikut Sebaran Wilayah yang masih Tergenang
BPBD mencatat Jakarta Barat sebagai wilayah dengan jumlah RT terdampak terbanyak, yakni 20 RT. Rinciannya sebagai berikut:
• Kelurahan Rawa Buaya: 6 RT | 30–80 cm | Luapan Kali Angke
• Duri Kosambi: 3 RT | 45–60 cm | Luapan Kali Angke
• Kedaung Kali Angke: 4 RT | 30–40 cm | Hujan + Kali Cengkareng
• Kedoya Selatan: 4 RT | 25 cm | Hujan + Kali Pesanggrahan
• Kembangan Selatan: 2 RT | 30 cm | Kali Angke
• Kembangan Utara: 1 RT | 60 cm | Hujan + Kali Angke
Di Jakarta Selatan, 3 RT di Kelurahan Jati Padang masih tergenang dengan ketinggian air mencapai 40 cm akibat luapan saluran PHB Gang Saiman.
Sementara itu di Jakarta Timur, 4 RT di Kelurahan Kampung Melayu tergenang setinggi 40 cm karena luapan Kali Ciliwung. Adapun di Jakarta Utara, genangan terjadi di 2 RT di Kelurahan Kapuk Muara, disebabkan kombinasi hujan deras dan rob, dengan ketinggian air mencapai 50 cm.
"BPBD DKI Jakarta bersama Dinas SDA, Bina Marga, dan Gulkarmat terus melakukan penyedotan genangan serta memastikan tali-tali air berfungsi optimal. Upaya penanganan dikoordinasikan bersama jajaran lurah dan camat setempat, dengan target seluruh genangan dapat segera surut," pungkasnya. (Far/P-1)