Sebanyak 1.330 Keluarga di Kota Pekalongan Berisiko Tengkes

2 weeks ago 19
Situs Warta News Sekarang Cermat Non Stop
Sebanyak 1.330 Keluarga di Kota Pekalongan Berisiko Tengkes Wakil Wali Kota Pekalongan Bilqis Deab mengunjungi dan salurkan bantuan warga berisiko tengkes (stunting) .(MI/Akhmad Safuan)

PEMERINTAH Kota Pekalongan, Jawa Tengah lakukan intervensi terhadap masalah gangguan pertumbuhan tubuh dengan menggencarkan Program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting), karena setidaknya ada 1.330 keluarga berisiko tengkes (stunting).

Pemantauan Media Indonesia Jumat (9/5) sejumlah posyandu, puskesmas dan organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Pekalongan terus melakukan gerakan peningkatan program gizi bagi warga terutama balita dan ibu hamil, karena tingkat resiko tengkes di daerah ini masih cukup besar hingga mencapai ribuan keluarga tersebar di puluhan kelurahan dan kecamatan.

Melalui Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB), Pemerintah Kota Pekalongan berharap langkah intervensi terhadap tengkes yakni masalah gangguan pertumbuhan tubuh tersebut tersebut dapat menjaring 1.330 keluarga berisiko tengkes. 

"Kita melibatkan para lurah dan pengelola Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap kelurahan untuk melaksanakan Program Genting ini," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinsos-P2KB Kota Pekalongan Nur Agustina Jumat (9/5).

Program Genting tersebut, ungkap Nur Agustina, merupakan program percepatan atau Quick Win dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN yang diluncurkan sejak 5 Desember 2024 lalu, agar setiap kabupaten/kota sudah ditargetkan sasarannya masing-masing, sehingga diperlukan koordinasi seluruh pihak.

Menurut Nur Agustina Program Genting ini dirancang untuk mengurangi risiko stunting di keluarga berisiko tinggi yakni mencakup pemberian asupan gizi, penyediaan air bersih dan  pencegahan pernikahan dini. "Di Kota Pekalongan pada tahun 2025 ini ditargetkan sebanyak 1.330 keluarga berisiko stunting akan mendapatkan intervensi melalui program tersebut," imbuhnya.

Sedangkan sasaran Program Genting, lanjut Nur Agustina, mencakup ibu hamil, ibu menyusui dan bayi di bawah dua tahun (baduta), dengan intervensi berupa pemberian nutrisi dalam bentuk makanan senilai minimal Rp15 ribu per hari yang akan diberikan setiap hari selama enam bulan berturut-turut

Selain itu, demikian Nur Agustina, juga dilakukan intervensi non-nutrisi seperti perbaikan rumah layak huni, penyediaan jamban dan sanitasi air bersih menjadi bagian dari Program Genting. "Edukasi kepada keluarga berisiko stunting juga akan terus dilakukan," tambahnya.

Melalui koordinasi dilakukan pada Kamis (8/5), ujar Nur Agustina, diharapkan para lurah dan pengelola Dashat dapat memahami sasaran Program Genting di masing-masing wilayah serta mekanisme penyaluran bantuan melalui Dashat yang saat ini sedang melaksanakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Menyinggung tentang anggaran, Nur Agustina mengatakan Program Genting ini menggunakan anggaran yang bersumber dari komunitas, perorangan, BUMD, CSR, serta elemen masyarakat lainnya, sehingga tidak mengganggu  anggaran dari APBD atau APBN sebab memang tidak diperkenankan digunakan untuk Program Genting tersebut. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |