
RIBUAN pengunjung memenuhi jalan protokol sepanjang 4 kilometer di Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk menyaksikan pagelaran Semarang Night Carnival 2025 pada puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang ke-478 Minggu (4/5) malam. Hujan mengguyur tidak membuat warga surut dari Jalan Pemuda Kota Semarang.
Pemantauan Media Indonesia sejak Minggu (4/5) sore, ribuan warga dari dalam dan luar daerah terus mengalir menuju sepanjang ruas Jalan Pemuda, Kota Semarang bahkan semakin mendekati malam jumlah pengunjung semakin padat terutama di seputar Balai Kota yang menjadi pusat kegiatan puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang ke-478.
Beberapa jam sebelumnya, ribuan warga yang berada di Balai Kota Semarang telah berkumpul untuk menikmati kegiatan Soto Vaganza yang menyajikan 4.478 porsi soto yang dibagikan secara gratis, langsung bergerak keluar menunggu di jalan sepanjang jalan protokol untuk menyaksikan semarak dan keindahan Semarang Night Carnival 2025.
Memasuki pukul 18.15 WIB, ratusan petugas yang tejah disiapkan terlihat mulai melakukan sterilisasi jalan yang akan dilalui parade dan arak-arakan dalam kegiatan Semarang Night Carnival tersebut, hingga warga turun ke jalan meskipun masih terlihat satu dua kendaraan melintas. "Ini luar biasa, ada ribuan warga turun ke jalan untuk menyaksikan acara tersebut," kata Subagiyo,50, warga Mataram, Kota Semarang.
Hal serupa juga diungkapkan Caca,22, warga Semarang Timur yang datang secara khusus sejak siang di Balai Kota Semarang bersama sejumlah temannya, selain menikmati soto gratis juga menonton Semarang Night Carnival yang berlangsung pada malamnya. "Keluarga saya juga menyusul, mungkin sudah ada di sekitar sini namun belum bertemu," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan Muhammad Ridho,30, warga Demak. Dia mengaku sengaja datang ke Semarang untuk menyaksikan Semarang Night Carnival, bahkan melalui jaringan komunikasi kawan-kawannya dari berbagai daerah seperti Kendal, Kabupaten Semarang, Salatiga bagian Pekalongan juga ikut datang untuk menyaksikan acara ini.
Hujan yang mengguyur Kota Semarang, tidak membuat warga surut dari jalan protokol, demikian juga kegiatan Semarang Night Carnival tetap berjalan dimulai dari titik 0 kilometer di depan Kantor Pos Semarang hingga Tugu Muda Semarang diawali Drum Corps Akpol, kemudian berlanjut dengan penampilan kesenian dari Grobogan dan Salatiga, defile penjor, defile merak, defile anggrek hingga defile cenderawasih.
Tampilkan berbagai budaya
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso mengatakan tema diusung dalam Semarang Night Carnival kali ini seperti burung cenderawasih, burung merak, bunga anggrek dan penjor mencerminkan semangat Kota Semarang sebagai kota budaya yang majemuk, bahkan peserta menampilkan berbagai budaya tidak hanya dari dalam dan luar kota, tetapi juga dari luar negeri.
"Semarang adalah miniatur Indonesia, budaya dan peradaban yang sudah berkembang ratusan tahun di daerah ini harus terus berjalan bersama," kata Wing Wiyarso.
Berdasarkan data, ungkap Wing Wiyarso, karnaval fesyen sepanjang lebih kurang 4 kilometer ini menjadi parade kolaborasi, didukung banyak pihak dengan peserta asal Semarang, Jakarta, Surabaya, Solo, Kediri, Grobogan, Jember hingga perwakilan Korea Selatan dan Australia. "Kita beri kesempatan semua orang untuk bergabung dan memeriahkan agenda tahunan ini," imbuhnya. (E-2)