
Pos Indonesia telah menyalurkan bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 3,5 juta penerima. Angka itu sudah mencapai 85% dari total 4,2 juta penerima untuk periode triwulan pertama 2025. Adapun, nilai yang sudah tersalur mencapai Rp2,6 triliun.
"Di triwulan pertama 2025, Pos Indonesia memperoleh alokasi sebanyak lebih kurang 4,2 juta penerima manfaat. Kami sudah mulai salurkan menjelang Ramadan di tanggal 21 Februari 2025. Dalam 10 hari, kam telah berhasil menyalurkan kepada 3,5 juta keluarga penerima,” jelas Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia Haris melalui keterangan tertulis, Senin (17/3).
Menurut Haris, pencapaian ini menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam mendukung program pemerintah, meskipun terdapat tantangan di beberapa wilayah.
“Secara rata-rata, sesuai dengan target kita 10 hari pertama itu sudah bisa menyalurkan 90%, kecuali daerah Papua Barat. Di sana kondisinya memang memaksa kita agak sedikit terlambat,” ucapnya.
Keberhasilan dalam penyaluran bansos ini tidak terlepas dari strategi yang diterapkan Pos Indonesia (PosIND). Perseroan menggunakan strategi yang matang dalam menyalurkan bantuan, yaitu pembayaran langsung di kantor pos, pencairan melalui komunitas, dan pengantaran langsung ke rumah atau door-to-door.
“Kita tetap melakukan penyaluran dengan tiga pola. dibayarkan di Kantorpos, kemudian dilakukan di komunitas, kemudian diantar. Khususnya untuk yang sakit, difabel ataupun yang tidak bisa datang ke kantor pos. Teman-teman di lapangan melakukan pemetaan. Dari sana kita akan tahu berapa sumber yang harus kita siapkan,” jelas Haris.
Jika pihaknya ingin target tercapai dalam 10 hari, petugas di lapangan sudah punya hitungan berapa alokasi waktu yang dibutuhkan yang diselaraskan dengan jumlah KPM yang harus mereka distribusikan.
“Jadi teman-teman di lapangan yang akan mengukur. Kalau selama ini misalnya 1 hari teman-teman bisa menyalurkan berapa, targetnya berapa,” tambah Haris.
Dalam penyaluran bantuan sosial, PosIND menggunakan aplikasi Pos Giro Cash untuk memastikan transparansi dan akurasi data. Aplikasi ini juga dirancang untuk kondisi tanpa jaringan internet, sehigga tetap bisa mendukung pembayaran hingga ke daerah-daerah terpencil. (E-3)