
PUSAT Studi Kajian Sosial dan Politik (PKSP) Universitas Nasional (Unas) bersama Pemkot Jakarta Selatan dan Yayasan Rame Rame merilis hasil studi/penelitian terkait penataan kawasan Stasiun Pasar Minggu. Studi/penelitian itu termaktub dalam program Kursus Akomodasi Sosial-Informal Kota (Kurasik) 2025.
Hasil studi dipamerkan di Kantor Walikota Jakarta Selatan selama tiga hari, 21-23 April 2025, serta digelar diseminasi dan focus group discussion (FGD).
Dalam acara FGD, setiap peneliti mempresentasikan hasil kajiannya. Terdapat lima kajian yang dibagi dalam zona di kawasan Pasar Minggu. Mereka yaitu zona 1 (stasiun), zona 2 (Jalan Raya Pasar Minggu/JRPM), zona 3 (Jalan Raya Ragunan/JRR), zona 4 (Jalan Terminal Baru), dan zona 5 (riverside).
Wakil Dekan Fisip Bidang Administrasi Akademik dan Keuangan Unas Aos Yuli Firdaus mengatakan program Kurasik bertujuan mencari solusi dari permasalahan sosial di kota urban khususnya Jakarta Selatan.
Ia berharap hasil kajian peneliti bisa menjadi landasan Pemkot Jakarta Selatan untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada. “Mudah-mudahan hasil dari kajian penelitian dan kursus selama ini bisa jadi alternatif solusi untuk Pemkot Jakarta Selatan,” ujarnya.
Plt Wakil Walikota Administrasi Jakarta Selatan Ali Murtadho mengapresiasi Unas dan Yayasan Rame-rame Jakarta yang memprakarsai langkah kemajuan untuk kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ali mengungkapkan kawasan Stasiun Pasar Minggu merupakan suatu lokasi dengan jaringan relasi sosial, ekonomi, serta kawasan yang kompleks dengan sejarah panjang.
Ali berharap program Kurasik tidak membatasi pada penataan tata ruang kota, tapi juga terhadap perilaku, preferensi, budaya, serta psikologi pengguna. "Saya juga berharap hasil kajian yang sudah ada dapat dijadikan saran kepada pemerintah agar penataan kawasan bisa lebih baik,” ucapnya.
Ketua Yayasan Rame Rame Jakarta Chris Kelly berharap Kurasik dapat dijadikan program sebagai pendekatan umum di beberapa lokasi di Jakarta lainnya guna menyelesaikan permasalahan sosial seperti penataan wilayah.
“Harapan kami, Kurasik bisa berkembang jadi suatu program atau pendekatan umum yang dipakai di beberapa lokasi di Jakarta agar kita lebih paham bagaimana Jakarta bisa lebih baik lagi,” katanya.
Sebagai informasi, Program Kurasik 2025 bertujuan menunjukkan hasil proses inkubasi yang melahirkan paradigma baru dari penataan ruang kota yang mengakui kebiasaan warga Jakarta untuk membuat, memodifikasi, serta saling mengisi ruang semi publik yang terbatas. (H-2)