Program Kampus Berdampak Bentuk Spirit Transformasi Tridarma Perguruan Tinggi

5 hours ago 1
Program Kampus Berdampak Bentuk Spirit Transformasi Tridarma Perguruan Tinggi Ilustrasi(Dok UP)

PROGRAM Kampus Berdampak bukan hanya jargon, melainkan sebagai bentuk spirit transformasi dalam Tridarma Perguruan Tinggi.“Kampus hari ini tidak bisa lagi menjadi menara gading. Ia harus hadir di tengah masyarakat, mendengar, belajar, serta bertindak. Kita semua, dosen, mahasiswa, industri, pemerintah dan masyarakat harus bersinergi menghadirkan dampak yang nyata dalam menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan sosial,” ungkap Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Adnan Hamid dalam kegiatan Sosialisasi Program Kampus Berdampak, di Jakarta, Senin (7/7).

Ia pun menegaskan komitmen UP dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi nasional melalui program Kampus Berdampak. Program ini, kata dia, mendorong perguruan tinggi untuk lebih adaptif pada kebutuhan masyarakat, berorientasi pada pemecahan masalah, dan memberdayakan mahasiswa agar tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi pencipta solusi.

“Kami berkomitmen penuh menjadi bagian transformasi ini. Keberhasilan program ini amat ditentukan oleh sejauh mana kita dapat menyelaraskan visi, membangun kolaborasi, dan terus berinovasi,” tambah Rektor UP.

Melalui kegiatan tersebut, dia berharap bisa memperkuat sinergi antara sivitas akademika dan kalangan eksternal, serta menciptakan ekosistem kampus yang inklusif, inovatif, dan berdampak nyata.

Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan narasumber yakni Sub Koordinator Kurikulum dan Capaian Pembelajaran Ditjen Dikti Kemendiktisaintek Nur Masyitah Syam, dan juga Kepala Program Magang Berdampak Ditjen Dikti Kemendiktisaintek Wachyu Hari Haji.

Nur Masyitah Syam mengatakan arah kebijakan pendidikan tinggi ke depan bertumpu pada transformasi kampus sebagai pusat solusi yang nyata bagi masyarakat. Pendidikan tinggi dituntut untuk menghubungkan riset dan kepakaran dengan kebutuhan dunia usaha, industri, serta komunitas.

“Paradigma baru pendidikan tinggi bukan hanya mengajar dan meneliti, tetapi juga tentang menciptakan dampak nyata dan terukur,” kata Nur. Dia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi quadruple-helix perguruan tinggi, pemerintah, industri, dan masyarakat guna menghadirkan inovasi inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Wachyu Hari Haji memaparkan program Magang Berdampak 2025 dirancang untuk menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan yang aktif berkontribusi dalam menyelesaikan tantangan nyata di masyarakat. Program ini mengedepankan pembelajaran berbasis pada pengalaman lewat proyek nyata mitra industri serta lembaga, yang hasilnya tidak hanya diakui dalam bentuk konversi SKS (satuan kredit semester), tetapi juga menghasilkan portofolio profesional dan dampak terukur.

Ia menambahkan tantangan dalam program magang tahun ini lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya lantaran mahasiswa harus menunjukkan kecocokan antara hard skill dan soft skill mereka dengan posisi yang ditawarkan mitra magang.

“Jika mahasiswa terbukti sesuai dan mampu menjawab tantangan, banyak mitra membuka kesempatan kerja langsung tanpa harus melalui proses rekrutmen panjang. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap kualitas dan kesiapan mereka,” ujarnya.

"Mahasiswa yang unggul berpeluang bakal meraih golden ticket berupa rekomendasi untuk direkrut langsung setelah lulus, karena dianggap memiliki kompetensi dan karakter yang sesuai kebutuhan dunia kerja," pungkasnya. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |