
KEDEKATAN antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dinilai membawa angin segar dalam hubungan bilateral kedua negara. Hubungan personal yang terjalin sejak lama antara dua tokoh tersebut disebut menjadi inspirasi politik bagi anak muda, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Hubungan erat Prabowo dan Anwar memperlihatkan bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga tentang komitmen, daya juang, dan visi jangka panjang. “Keduanya adalah tokoh yang mengalami keterpurukan politik di akhir 1990-an. Tapi mereka tidak menyerah, justru bangkit dan terus berjuang hingga kini memimpin negara masing-masing,” ujar Ketua Partai NasDem Malaysia sekaligus Ketua BP KNPI Malaysia, Tengku Adnan, dalam keterangannya, Kamis (26/6).
Sisi Kesamaan?
Menurut dia, Prabowo dan Anwar menempuh jalur perjuangan politik yang mirip. Prabowo sempat diberhentikan dari TNI dan mengalami kekalahan dalam tiga pemilihan presiden. Sementara, Anwar juga pernah dipecat dari jabatannya sebagai Wakil Perdana Menteri dan dipenjara.
Namun keduanya kini justru menempati posisi puncak di negaranya. “Ini pelajaran bagi anak muda bahwa kesabaran dan konsistensi dalam memperjuangkan cita-cita akan selalu menemukan jalannya,” tambahnya.
Kontribusi Besar?
Selain aspek sejarah pribadi, relasi kedua pemimpin juga disebut berkontribusi langsung pada penguatan kerja sama strategis Indonesia–Malaysia, mulai dari sektor ekonomi, ketahanan pangan, hingga perlindungan pekerja migran. Kedekatan ini bahkan tampak dalam kunjungan informal Prabowo ke Kuala Lumpur hanya untuk makan siang bersama Anwar.
“Ini bukan sekadar simbol. Tapi cerminan kedekatan emosional dan saling percaya yang kuat,” ujarnya lagi.
Kebijakan Luar Negeri?
Dalam konteks politik luar negeri, Prabowo dinilai memiliki kemampuan membaca geopolitik global yang baik. Hal ini memperkuat posisinya dalam menjalin hubungan regional dan internasional, khususnya dengan Malaysia yang menjadi negara tujuan terbesar diaspora Indonesia dan salah satu mitra dagang utama.
Relasi politik lintas partai juga terus dibangun. Sayap pemuda seperti Garda Pemuda NasDem (GPND) dan Angkatan Muda Keadilan (AMK), kata dia, telah menjalin komunikasi aktif dan menjadi fondasi kerja sama generasi muda kedua negara.
“Kalau anak muda hari ini sudah saling mengenal dan berjejaring, masa depan kerja sama Indonesia–Malaysia akan semakin kuat. Bukan hanya di tingkat elite, tapi juga di akar rumput,” ucap salah satu pengurus GPND di Malaysia itu.
Fondasi Kuat?
Sejumlah program kerja sama yang digagas kedua negara saat ini dinilainya sebagai fondasi jangka panjang, termasuk program makan bergizi gratis dari Prabowo dan pembentukan institusi strategis Danantara yang digadang menjadi Temasek-nya Indonesia.
Dengan stabilitas politik yang dibangun melalui kepercayaan personal antar pemimpin dan sinergi antar pemuda, Indonesia dan Malaysia, kata dia, memiliki peluang besar menjadi kekuatan regional yang harmonis dan saling menguntungkan di kawasan ASEAN dan Asia. (Cah/P-3)