Polresta Denpasar Dalami Laporan Dugaan Penipuan Perekrutan Tenaga Kerja

5 hours ago 2

KEPALA Seksi Humas Polresta Denpasar AK Ketut Sukadi mengatakan pihaknya telah menerima laporan dugaan penipuan dan penggelapan puluhan tenaga kerja yang batal berangkat ke luar negeri yang dilaporkan seorang warga asal Jakarta.

"Setelah kami konfirmasi, dumas (pengaduan masyarakat) yang dimaksud baru masuk ke Reskrim Resta Denpasar kemarin (Rabu,14/5) dan sementara masih dibuatkan mindiknya. Apakah memenuhi atau tidaknya akan kami informasi lagi," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (15/5).

Mindik yang dimaksud adalah administrasi penyelidikan. Penyidik akan bekerja sesuai mekanisme yang ada dengan langkah awalnya adalah menerima pengaduan masyarakat atau laporan. Dari laporan awal ini akan diselidiki ada atau tidaknya perbuatan pidana dengan pemenuhan unsur-unsur delik yang disangkakan yakni dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh PT Widya Dharma Sidhi (PT WDS).

Setelah ditemukan unsur-unsur yang memenuhi delik yang disangkakan, kasus akan naik ke penyelidikan yang dilanjutkan ke penyidikan dan baru penetapan tersangka.

Sebelumnya, seorang wanita paruh baya melaporkan melaporkan PT Widya Dharma Sidhi (PT WDS) yang berkedudukan di Jalan Mahendradatta Utara Nomor 2, Tegal Kerta, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar. Pelapor adalah Rohani Martha Butarbutar, kelahiran Jakarta. Laporan dilakukan ke Polresta Denpasar dengan nomor registrasi: DUMAS/160/V/2025/SPKT/POLRESTA DPS/POLDA BALI tertanggal 12 Mei 2025. Korban melaporkan dugaan penipuan dan atau penggelapan dengan teradu Gde Agus Wardhana dari PT WDS.

Sebelumnya, ia dijanjikan akan diberangkatkan kerja ke Inggris oleh teradu. Namun, ia diharuskan membayar sejumlah uang untuk persyaratan. Nominal uang yang dibayarkan mencapai puluhan juta rupiah yang ditransfer ke rekening Gde Agus serta rekening STIKOM Bali.

Martha pun tidak sendirian, setidaknya ada 43 korban lainnya yang bernasib sama. Mereka telah menyetor dana puluhan juta rupiah sebagai persyaratan, bahkan diberi nomor induk mahasiswa STIKOM Bali tanpa berkuliah di sana untuk kebutuhan keberangkatan. Namun, tidak juga ada kejelasan.

Sementara itu, Rektor STIKOM Bali DR Dadang Hermawan saat dihubungi melalui pesan WhatsApp mengatakan, jika saat ini sedang dikumpulkan data oleh pihak kampus.

Selain itu, Dadang menjelaskan jika saat ini dirinya sedang berada di luar negeri tepatnya di Shanghai, Tiongkok. Ia sudah mendengar dan menerima laporan informasi yang beredar bahwa ada dugaan STIKOM Bali terlibat berdasarkan beberapa bukti awal.

"Maaf, masih ada acara di Shanghai sampai dengan besok malam. Rencananya Sabtu (17/5) ada press conference dari STIKOM Bali. Kami paham akan hal ini. Nanti sekalian hari Sabtu, sebab tim masih mengumpulkan data dan informasi secara valid," ujarnya.

Di sisi lain, Project Director PT Mitra Bisnis Cipta Karya (MBK) yang merupakan grup STIKOM Bali, Kusnandar, saat dikonfirmasi awak media mengaku belum mengetahui secara persis kasus yang diadukan tersebut.

"Saya tidak mengerti itu laporan apa sampai membawa nama STIKOM. Saya sudah cek di internal STIKOM namun semuanya tidak mengerti soal ini," ujarnya.

Kusnandar juga menegaskan bahwa selama ini pihaknya hanya mengirim tenaga kerja ke Jepang, tidak pernah ke negara lainnya. (OL/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |