
Saat Partai Republik menghadapi potensi dampak dari perseteruan terbuka antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Elon Musk, sejumlah anggota parlemen dan tokoh konservatif menyerukan perdamaian di antara keduanya.
Mereka khawatir bahwa konflik ini dapat menggagalkan agenda legislatif utama, termasuk RUU pajak dan pendanaan keamanan perbatasan, yang didukung Trump namun dikritik Musk.
“Saya harap hal ini tidak mengalihkan fokus kita dari menyelesaikan pekerjaan yang penting,” kata Dan Newhouse, anggota DPR dari Partai Republik asal Washington seperti dilansir AFP, Sabtu (7/6).
“Saya kira ini akan mereda, dan mereka akan memperbaiki hubungan mereka," tambahnya.
Hingga Jumat sore, Musk belum menanggapi secara langsung serangan Trump, lebih memilih mengunggah pembaruan terkait perusahaannya di media sosial.
Sementara itu, Trump tampak enggan membahas isu tersebut ketika meninggalkan Gedung Putih menuju klub golfnya di Bedminster, New Jersey, tanpa memberikan pernyataan kepada media terkait pertikaiannya dengan CEO Tesla tersebut.
Senator Ted Cruz dari Texas menyatakan harapannya agar keduanya dapat berdamai.
“Saya berharap mereka bisa kembali bersama, karena jika mereka bekerja sama, kita bisa melakukan lebih banyak hal baik untuk Amerika daripada saat mereka berselisih,” katanya kepada pembaca acara Sean Hannity di Fox News, Kamis malam.
Senator Mike Lee dari Utah juga mengungkapkan keinginannya agar hubungan kedua tokoh itu membaik, bahkan membagikan gambar gabungan mereka.
"Tapi saya sangat menyukai mereka berdua," tulisnya di media sosial.
Ia juga menambahkan dalam unggahan lain. "Siapa lagi yang benar-benar ingin @elonmusk dan @realDonaldTrump berbaikan? Posting ulang jika Anda setuju bahwa dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan persahabatan Trump-Musk yang utuh sepenuhnya."
Hingga kini, konflik antara keduanya masih dinamis, dengan peluang terbuka baik untuk eskalasi lebih lanjut maupun rekonsiliasi.
Sumber dekat Trump mengungkapkan bahwa Musk ingin berbicara langsung, namun Trump tidak bersedia.
"Maksud Anda orang yang sudah gila?” kata Trump saat diwawancarai ABC News, merujuk pada Musk. Ia menambahkan bahwa dirinya tidak terlalu tertarik untuk berbicara dengan Musk saat ini.
Meski demikian, beberapa pihak tetap optimistis bahwa konflik ini bersifat sementara. Sean Hannity menyamakan dinamika ini dengan konflik biasa di antara teman lama.
"Saya tumbuh bermain hoki, dan tidak ada satu haripun kami bermain tanpa bertengkar,” ujarnya.
“Tapi setelah bertengkar, kami kembali menjadi teman," tambahnya.
Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, menyatakan bahwa ketegangan antara Trump dan Musk tidak akan mengganggu jalannya pembahasan legislasi penting.
"Anggota kami tidak terpengaruh sama sekali,” katanya.
“Kami tetap pada jadwal untuk mengesahkan undang-undang ini," sebutnya.
Meski menyuarakan harapan akan rekonsiliasi, Johnson juga memberi peringatan keras terhadap Musk.
"Jangan ragu, jangan menebak-nebak, dan jangan pernah menantang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump," katanya.
“Ia adalah pemimpin partai. Ia adalah tokoh politik paling berpengaruh di generasi ini dan mungkin di era modern," lanjutnya.
Dengan perhatian nasional terfokus pada pertikaian dua sosok paling berpengaruh ini, banyak pihak dalam Partai Republik berharap drama tersebut segera berakhir demi menjaga stabilitas politik dan kelanjutan agenda legislatif partai. (H-1)