Peningkatan Okupansi Hotel di Jawa Tengah Masih Andalkan Event

5 hours ago 1
Peningkatan Okupansi Hotel di Jawa Tengah Masih Andalkan Event Pusat wisata dan hiburan di Bandungan, Kabupaten Semarang, sepi pengunjung hingga okupansi hotel merosot.(MI/Akhmad Safuan)

BISNIS hotel dan restoran di Jawa Tengah masih sepi dan hanya mengandalkan event, diharapkan meningkatkan okupansi seiring pencabutan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) larangan kegiatan pemerintah daerah dan pemerintah pusat di luar kantor, 

Pemantauan Media Indonesia Selasa (8/7) okupansi hotel masih  sepi pengunjung dan belum tampak kegiatan pemerintah daerah di hotel di Jawa Tengah, meskipun sudah ada pencabutan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) larangan kegiatan pemerintah daerah dan pemerintah pusat di luar kantor.

Meningkatnya okupansi hotel tersebut terjadi karena adanya event-event yang diselenggarakan, sedangkan kegiatan kantor pemerintah daerah seperti rapat, acara ataupun pertemuan di sejumlah hotel masih terhitung sangat sedikit, sehingga diharapkan bisnis perhotelan masih mengkhawatirkan.

"Kegiatan Pemda di hotel belum signifikan, banyaknya event-event dan liburan sekolah di bulan Juni-Juli di daerah yang meningkatkan jumlah tamu dan diharapkan Agustus lebih meningkat lagi," ujar Irawan, pemilik hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang.

Hal serupa juga diungkapkan Novi, manager hotel di Kota Semarang bahwa banyaknya event dan liburan sekolah menjadikan okupansi hotel meningkat pada Juni-Juli ini, sedangkan untuk kegiatan pemerintah di hotel-hotel belum terlihat ramai seperti tahun sebelumnya, sehingga usaha perhotelan masih masih bersifat bertahan.

Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan mengatakan kondisi usaha perhotelan meskipun ada peningkatan karena banyaknya kegiatan event, sedangkan kegiatan pemerintah menggunakan fasilitas hotel belum menunjukkan peningkatan.

"Kita berharap adanya event baik kelas kota, provinsi, nasional yang bisa mengundang turis luar daerah untuk meningkatkan okupansi hotel," kata Heru Isnawan 

Menurut Heru Isnawan kegiatan atau even seperti  Solo Great Sale yang diadakan se-Solo Raya harus banyak digulirkan di daerah lain, karena ini menjadi magnet daya tarik yang dapat meningkatkan okupansi hotel. "Harapannya MICE yang sudah di-plotting itu segera direalisasikan," imbuhnya.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah Jawa Tengah Muhammad Masrofi mengungkapkan pencabutan larangan kegiatan pemerintah daerah dan pemerintah pusat di luar kantor diharapkan akan membangkitkan sektor perhotelan di Jawa Tengah, karena dampak kebijakan efesiensi anggaran dan pembatasan tersebut menjadikan okupansi hotel menurun.

"Seluruh larangan itu menjadikan kegiatan pemerintah di hotel-hotel dihentikan, tidak bisa dipungkiri kegiatan pemerintah menyumbang kontribusi besar bagi perhotelan," ungkap Muhammad Masrofi.

Adanya pencabulan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) larangan  kegiatan pemerintah daerah dan pemerintah pusat di luar kantor tersebut, sandat optimistis Ahan meningkatkan okupansi hotel dan restaurant di sejumlah daerah di Jawa Tengah, karena sekarang sudah diperbolehkan menggunakan hotel sebagai tempat kegiatan.(H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |