Pengamat: Program 1 APAR 1 RT Cegah Kebakaran tak Efektif Tanpa Kesadaran Masyarakat

3 hours ago 2
 Program 1 APAR 1 RT Cegah Kebakaran tak Efektif Tanpa Kesadaran Masyarakat ilustrasi(freepik)

PENGAMAT tata kota Yayat Supriyatna menilai bahwa program 1 RT 1 alat pemadam api ringan (APAR) yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk pencegahan kebakaran tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat dan upaya pencegahan kebakaran sejak dini.

Menurut Yayat, persoalan utama dalam penanganan kebakaran di permukiman padat bukan hanya terletak pada ketersediaan alat, tetapi juga pada tingkat kesadaran dan perilaku preventif masyarakat terhadap potensi kebakaran di lingkungan tempat tinggal mereka.

"APAR boleh saja disediakan, tapi tidak akan efektif kalau kesadaran terkait pencegahan kebakaran tidak dibangun. Yang paling penting adalah sosialisasi tentang bahaya kebakaran dan pemahaman terhadap risiko-risiko di lingkungan padat penduduk,” kata Yayat saat dihubungi, Senin (9/6).

Yayat mengatakan, pemberian pemahaman serta sosialisasi terhadap masyarakat juga perlu dilakukan, terutama terkait hal-hal teknis yang sering luput dari perhatian warga.

“Perlu adanya pemahaman bagi warga soal instalasi listrik, standar alat-alat listrik, hingga bagaimana menyimpan peralatan dapur secara aman. Kesalahan kecil itu bisa memicu kebakaran besar di lingkungan padat,” ujarnya.

Selain penyediaan APAR, Yayat juga menekankan pentingnya pelatihan berkala dan pemeliharaan alat. Menurutnya, tanpa pelatihan yang memadai, alat-alat tersebut hanya akan menjadi formalitas semata.

"Kebakaran tidak bisa ditangani hanya dengan alat. Harus ada pelatihan, pemeliharaan alat, dan kesadaran kolektif. Jangan sampai alat disediakan, tapi masyarakat tidak tahu cara menggunakannya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Yayat juga menyoroti hilangnya jalur evakuasi dan akses pemadam kebakaran di kawasan-kawasan permukiman padat di Jakarta.

Ia menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghidupkan kembali program revitalisasi gang kebakaran sebagai bagian dari strategi mitigasi.

Selain itu, ia juga mengusulkan pemasangan papan peringatan, spanduk, atau tanda-tanda visual di setiap gang yang mengingatkan warga terhadap bahaya kebakaran. Menurutnya, edukasi dan pengingat visual bisa menumbuhkan budaya waspada yang lebih kuat.

"Program 1 APAR 1 RT bisa menjadi langkah awal yang baik. Namun, tanpa dukungan kesadaran kolektif, pelatihan, dan pembenahan infrastruktur lingkungan, hal ini belum cukup untuk menjadi solusi komprehensif menghadapi kebakaran di Jakarta," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) terkait program 1 RT 1 alat pemadam api ringan (APAR). Pergub ini dibuat untuk mengantisipasi kebakaran, terutama di kawasan padat penduduk.

"Saya barusan menandatangani Pergub tentang APAR. Saya yakin mungkin di sini belum semua RT itu setiap RT 1 APAR. Karena pemerintah DKI memang menyiapkan untuk itu," kata Pramono dalam peninjauannya di lokasi kebakaran Kapuk Muara, Penjaringan, Jakut, Minggu (8/6).

Pramono mengatakan, usai penandatanganan Pergub tersebut, pihaknya akan segera mempercepat pengadaan APAR di seluruh RT di Jakarta. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran besar.

"Dan mudah-mudahan di bulan Agustus ini setiap RT punya 1 APAR. Jadi kalau ada kejadian seperti ini maka cepat untuk bisa ditangani," ujarnya. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |