Pemuda Katolik: Paus Leo XIV Jembatan Nilai Universal dalam Geopolitik yang Memanas

8 hours ago 4
 Paus Leo XIV Jembatan Nilai Universal dalam Geopolitik yang Memanas Pemimpin gereja Katolik, Paus Leo XIV.(Dok. AFP/Filippo MONTEFORTE)

DEWAN Pakar Pengurus Pusat Pemuda Katolik Marcellus Hakeng Jayawibawa mengungkapkan terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV bukan sekadar pergantian kepemimpinan rohani, melainkan awal baru bagi peran Gereja Katolik dalam merespons dinamika zaman.

“Pilihan nama Leo bukan hal sepele. Itu adalah sinyal kuat bahwa Paus baru ingin meneruskan semangat Paus Leo XIII yang dulu memperjuangkan hak-hak buruh dan martabat manusia,” ujar Marcellus, melalui keterangannya, Jumat (9/5).

Marcellus menambahkan Paus Leo XIV dikenal sebagai pribadi yang membumi, dekat dengan umat, dan memiliki rekam jejak panjang dalam pelayanan di komunitas miskin dan marjinal. Hal ini penting, karena Gereja saat ini ditantang untuk bukan hanya mengajarkan moralitas dari atas mimbar, tetapi turun ke tengah-tengah pergulatan umat manusia.

Dengan latar belakang sebagai warga negara Amerika Serikat yang pernah menjadi misionaris dan pemimpin ordo religius, Paus Leo XIV diyakini memiliki wawasan global yang mampu menjembatani ketegangan geopolitik dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.

"Ia datang pada saat dunia sedang terfragmentasi secara sosial, ekonomi, dan ekologis. Dunia menanti seorang pemimpin yang bukan hanya religius, tetapi juga profetik," kata Marcellus.

Marcellus mengungkapkan dunia saat ini memerlukan suara moral yang berani, termasuk dalam isu-isu lintas batas seperti krisis iklim, ketidakadilan sosial, hingga tantangan era digital. “Paus Leo XIV harus mampu menjadikan Gereja bukan hanya penjaga warisan spiritual, tetapi pelopor transformasi moral global,” ujarnya.
 
Marcellus mengungkapkan bagi organisasi-organisasi pemuda Katolik, terpilihnya Paus Leo XIV membawa harapan akan arah Gereja yang lebih terbuka, inklusif, dan relevan terhadap suara kaum muda. “Anak muda sekarang butuh Gereja yang hadir sebagai sahabat. Yang bisa mendengar, berdialog, dan menemani pencarian makna hidup mereka,” ujarnya.

Marcellus mengatakan Gereja Katolik Indonesia juga bisa mengambil inspirasi dari semangat reformis Paus baru, terutama dalam menguatkan kepemimpinan berbasis pelayanan dan keterlibatan pemuda serta perempuan dalam kehidupan gerejawi. “Ini bisa menjadi momentum bagi organisasi pemuda Katolik di tanah air untuk mentransformasikan dirinya sebagai agen perubahan sosial dan promotor dialog antariman,”kata Marcellus Hakeng Jayawibawa.

Sebagai negara dengan keberagaman agama yang tinggi, Indonesia sebagai medan yang strategis bagi misi Paus dalam mempromosikan toleransi dan kerja sama lintas iman. “Kami berharap Paus Leo XIV terus mendorong Gereja agar lebih aktif membangun koalisi moral bersama agama-agama lain, demi menanggapi tantangan bersama seperti radikalisme, kemiskinan, dan degradasi lingkungan,” pungkasnya.
(H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |