Pemda Sikka Dukung Penuh Pelaksanaan Festival Maumerelogia 5

1 week ago 14
Pemda Sikka Dukung Penuh Pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago bertemu dengan tim pelaksana Festival Maumerelogia di rumah jabatan Bupati Sikka, Jumat (4/4).(MI/Alexander Taum)

Alexander P. Taum
[email protected]


PEMERINTAH Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025. Hal itu disampaikan Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, ketika bertemu dengan tim pelaksana Festival Maumerelogia di Rumah Jabatan Bupati Sikka pada Jumat, (4/4).

Festival Maumerelogia adalah sebuah festival pertunjukan teater yang sudah berjalan selama empat edisi sejak 2016. Setelah hampir lima tahun vakum karena pandemi di 2020, edisi kelima festival ini diadakan kembali dengan format yang diperluas sebagai sebuah festival kota.

“Sejak tahun ini, kami merancang Maumerelogia sebagai sebuah festival kota dengan paradigma festival sebagai kajian tentang masyarakat. Kami ingin agar festival ini pelan-pelan menjadi milik bersama dan dirayakan bersama-sama oleh warga kota Maumere,” demikian penjelasan Direktur Festival Maumerelogia, Eka Putra Nggalu.

Bupati Sikka menyambut baik ide dan upaya kreatif pelaksanaan Festival Maumerelogia ini. Ia menyebutkan bahwa pemerintah daerah wajib mendukung inisiatif semacam ini karena memiliki sumbangsih yang sangat besar terhadap upaya pemajuan serta pembangunan di daerah.

“Jujur saja, saya ini anak muda dan saya senang jika ada anak muda yang melakukan kegiatan-kegiatan kreatif. Kegiatan-kegiatan seni budaya turut menghidupkan kota dan memberikan nilai yang baik buat warga dalam bentuk hiburan, juga pemikiran-pemikiran kritis. Saya lihat kalian punya acara ini bagus-bagus dan bisa jadi ruang pendidikan yang baik,” ungkap Bupati Sikka.

Menurut Bupati Sikka, ke depannya, inisiatif kreatif anak muda di Nian Tana Sikka perlu pelan-pelan disinergikan dengan perencanaan program-program di daerah. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi lintas komunitas, seperti Dewan Kesenian Sikka, Festival Jelajah Maumere, komunitas-komunitas kreatif serta dinas-dinas terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka harus pelan-pelan mulai digalakkan.

“Di Maumere ini, banyak sekali komunitas kreatif. Kalau semua bekerja sama, kota ini akan hidup sekali. Saya akan mendorong kerja sama dan kolaborasi yang lebih terbuka. Jika kemarin-kemarin ada kendala birokratis, semoga ke depan, pemerintah lebih berperan mendukung dan memfasilitasi sebab itu kewajibannya. Soal-soal perizinan akan kita permudah. Fasilitas publik silahkan dipakai dengan tetap bertanggung jawab merawatnya,” Bupati menjelaskan.

“Selain berkontribusi pada nilai. Saya kira perputaran uangnya juga akan berjalan. UMKM, vendor-vendor, rumah-rumah makan, jasa transportasi, hotel, dan banyak usaha lain turut mendapat manfaat dari festival-festival semacam ini,” tambah Bupati.

Festival Maumerelogia diinisiasi oleh Komunitas KAHE. Pada perhelatannya yang kelima, festival ini turut melibatkan institusi pendidikan serta komunitas kreatif di Maumere seperti IFTK Ledalero, Universitas Muhammadiyah, Cru Father Said, Bohemian Club, Teater Pata, para musisi maupun pekerja kreatif di Maumere. Selain jejaring seniman di Maumere, Festival Maumerelogia juga bermitra dengan Garasi Performance Institute, Nara Teater, Kala Teater, Rubanah, dan Jogja Biennale serta beberapa seniman dari seluruh Indonesia.

“Kami ingin menjadikan festival ini sebagai bagian dari upaya menumbuhkan ruang-ruang kreatif di Maumere. Selain itu, kami ingin menciptakan kolaborasi antara seniman Maumere dengan seniman dari luar Maumere untuk bisa saling bertukar pengalaman dan keterampilan,” terang Mario Nuwa, salah satu kurator Maumerelogia.

Ada lebih dari 35 program yang akan dilaksanakan sepanjang perhelatan Festival Maumerelogia. Program-program ini dikelompokan dalam empat kategori utama, antara lain forum gagasan, pertunjukan musik, pertunjukan teater, dan residensi seniman.

Tentang Festival Maumerelogia
Tema utama Festival Maumerelogia adalah Kultur, Kota, Kita. Kota hari ini dengan seluruh logika pembangunannya amat dipengaruhi oleh gerak laju modernisasi yang berakar pada sejarah kolonialisme Eropa.

Kolonialisme membentuk matriks kuasa kolonial yang membenamkan ideologi modernitas eurosentrisme dan mengarahkan seluruh gerak pertukaran sumber daya, kerja, dan kepemilikan ke dalam sistem kapital-neoliberal, pemahaman identitas intersubjektif global, dan kendali pengetahuan yang berpusat serta tertuju pada Barat sebagai standar. Kota adalah konsekuensi logis dari sistem ekonomi surplus: kolonialisme baru dalam wujud modernisasi.

Bagi generasi 90-an di Maumere, pengenalan akan modernisasi sama kaburnya dengan yang kerap disebut sebagai tradisi. Dua-duanya terdistorsi oleh kolonialisme, yang menghancurkan sistem nilai, norma, rasa-merasa tradisional, sekaligus mengalienasi yang lokal dengan imajinasi tentang ‘kemajuan’ yang linier dan seragam.

Pembangunan di Indonesia yang lama tersentralisasi turut mengukuhkan ketimpangan ini. Maumere tak seutuhnya kota, tak lagi kampung. Tak sepenuhnya urban, tak sungguh rural. Sebuah modernisasi yang tak selesai.

Pertanyaan perihal hubungan kultur, kota, dan model kewargaan macam apa yang idealnya dibangun, perlu terus menerus diajukan. Maumere, sebagai kota pasca-kolonial, dengan banyak sekali preseden soal terkait politik identitas membuka tegangan perihal watak kewargaan, kewargaan pascakolonial yang demokratis berhadapan dengan sistem feodal-patronis, karakter kolektif kolegial dan komunal berhadapan dengan tuntutan masyarakat industrial-birokratis yang individual.

Arti secara etimologi
Maumerelogia secara etimologi terbentuk dari dua suku kata yakni maumere dan logia (logos). Maumerelogia dengan demikian berarti ide, gagasan, bahasan tentang Maumere. Sejak semula, Maumerelogia diproyeksikan sebagai sebuah festival yang hendak menyoal Maumere.

Maumerelogia dijalankan dengan visi terciptanya ruang dialog kritis dan reparatif antarwarga tentang ruang hidupnya melalui medium kesenian (artistic encounter). Dengan demikian, program-program dalam Maumerelogia diupayakan berjangkar pada kajian sosial budaya yang kontekstual untuk diobrolkan bersama dengan seluruh partisipan dan audiens. Pertunjukan dan pameran yang dikurasi oleh festival turut membuka percakapan mengenai seluruh kerangka tema festival.

Maumerelogia juga diniatkan untuk membangun hubungan, pertukaran, pengalaman kerja bersama, saling belajar dan menonton di antara para seniman yang terlibat, baik di Maumere maupun dari luar Maumere, sembari terus terbuka dan mengarahkan diri para audiens (publik) sebagai bagian penting dari ekologi seni. Proses yang demikian ditujukan untuk menciptakan lingkungan penciptaan karya dan kepenontonan seni yang diharapkan terus bertumbuh dan saling menumbuhkan.

Sebagai festival yang pertama-tama ditujukan bagi sesama warga, Maumerelogia hendak mengajak warga bersama membaca secara kritis situasi sosial budaya hari ini dan pada saat yang sama menggalang solidaritas antarwarga dalam menghadapi kenyataan-kenyataan kemasyarakatan yang selalu dinamis. (E-2).

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |