
MENTERI Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menekankan negaranya bukanlah pihak pertama yang menyulut ketegangan dengan India. Oleh karena itu, Pakistan akan merespons dengan sangat keras setiap tindakan eskalasi yang dilakukan oleh pemerintahan India.
"Para pemimpin dunia telah meminta pihak-pihak terkait untuk menahan diri dalam beberapa hari terakhir. Saya telah mengatakan dengan sangat jelas, atas nama pemerintah dan negara, bahwa Pakistan tidak akan menjadi pihak pertama yang melakukan tindakan eskalasi," kata Dar saat berbicara dalam konferensi pers di Islamabad seperti dikutip, Kamis (1/5/2025).
Dar menambahkan, angkatan bersenjata Pakistan dalam kondisi sangat waspada pasca-serangan 22 April di wilayah Kashmir yang dikelola India.
Akibat serangan di kawasan wisata itu, Komite Keamanan Kabinet India memutuskan untuk mengurangi staf kedutaan besar India dan Pakistan di negara masing-masing, menangguhkan Perjanjian Perairan Indus (IWT), serta menutup satu-satunya perlintasan perbatasan darat.
Akan tetapi, kata Dar, Pakistan tidak ada hubungannya dengan serangan Pahalgam. "Titik."
Sebelumnya, sekelompok teroris dari Front Perlawanan, yang berafiliasi dengan kelompok militan di Pakistan Lashkar-e-Taiba, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 26 orang itu.
Pemerintah India menuding serangan kelompok teroris tidak berdiri sendiri tetapi didukung pemerintah Pakistan. Namun, tudingan itu dibantah oleh Dar. "Pakistan tidak memiliki hubungan apa pun dan juga bukan penerima manfaat potensial," tegasnya.
Sebaliknya, Dar menuduh New Delhi menggunakan serangan terbaru tersebut sebagai alasan untuk "menekan perjuangan kemerdekaan yang sah" di Jammu dan Kashmir, dan untuk melancarkan "sentimen Islamofobia yang terang-terangan" terhadap warga Kashmir.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) secara resmi meminta Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif agar mengecam serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, dan mendorong Islamabad menurunkan ketegangan dengan India demi menjaga perdamaian kawasan Asia Selatan.
Permintaan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam pembicaraan bilateral. Rubio juga menyerukan kerja sama Pakistan dalam penyelidikan insiden serta pembukaan kembali jalur komunikasi langsung dengan India.
“Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk meminta pertanggungjawaban terhadap pelaku teror atas aksi kekerasan keji tersebut,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce.
Sebagai informasi, pasukan Pakistan dan India saling tembak di perbatasan wilayah sengketa Kashmir pada malam hari sejak peristiwa Pahalgam. Kedua belah pihak saling menuduh memulai bentrokan bersenjata tersebut.
Bentrokan kali ini merupakan insiden terbaru dari serangkaian baku tembak sejak serangan pekan lalu di wilayah Kashmir yang dikelola India, terjadi antara malam Selasa dan Rabu. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
“Pada malam 29-30 April 2025, pos-pos tentara Pakistan memulai tembakan senjata ringan tanpa provokasi melintasi Garis Kontrol (LoC) di seberang sektor Naushera, Sunderbani, dan Akhnoor di Wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir,” demikian klaim dari tentara India. (Ant/I-1)