
KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara pada 2025 mencapai 14,6 juta-16 juta kunjungan, lebih tinggi daripada target 2024 sebanyak 14,3 juta kunjungan.
Untuk mendukung program Kemenpar itu, Germany Brilliant (GB), produsen perlengkapan kamar mandi dan dapur, bersama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Desain Interior Indonesia (LSPDII) dan Bazar Bangunan mendirikan saung kamar mandi di kampung Baduy, Lebak, Banten, agar wisatawan tidak susah saat hendak buang air kecil, air besar, dan mandi.
Saat peresmian saung itu, dihadiri HDII, IAI, dan mahasiswa Universitas Pradita dan Universitas Interstudy yang belajar mengenai budaya, desain bentuk khas rumah Baduy, dan desain lumbung padi, serta pemberian bantuan sembako untuk masyarakat Baduy.
General Manager GB Yapto Wijaya mengatakan awalnya GB, LSPDII, dan Bazar Bangunan berwisata ke kampung Baduy dan melihat belum adanya saung kamar mandi umum bagi wisatawan dan masyarakat Baduy.
Lantaran GB bergerak di bidang sanitary, akhirnya GB merealisasikan itu agar wisatawan dan masyarakat Baduy lebih nyaman dalam beraktivitas. "Kami berdiskusi dengan tokoh-tokoh adat Baduy Luar serta melibatkan para arsitek Baduy untuk membantu pembuatannya agar saung kamar mandi sesuai dengan aturan adat budaya Baduy."
"Bagi kami, pembuatan saung kamar mandi sangat diperlukan karena jika kita berbicara aktivitas wisata keseharian di Baduy pasti membutuhkan saung kamar mandi. Ini juga sejalan dengan salah satu program CSR (corporate social responsibility) kami," imbuh Yapto saat peresmian.
Untuk pengerjaan, satu saung kamar mandi membutuhkan sekitar 14 hari dan uniknya airnya dialirkan dari gunung langsung ke saung kamar mandi. "Saat ini kami membuat 5 saung kamar mandi di daerah Baduy luar, yakni di wilayah Kaduketug 1, Kaduketug 2, Kaduketug 3, Legok Jeruk, dan Cicakal muara yang disesuaikan dengan adat setempat," ungkap Yapto.
Direktur LSPDI-Desain Interior Rohadi menambahkan pihaknya bersama GB dan Bazar Bangunan memiliki ide bersama yang bagus. Namun, dalam pembuatan hingga peresmian memakan waktu lama karena harus disesuaikan dengan budaya dan tatanan adat yang ada, baik dari sisi konsep desain maupun bahan material pendukung lainnya.
"Lebih dari tiga kali saya bawa desain kamar mandi ke sini tetapi jika mereka bilang tidak pas ya tidak. Saya sangat menjunjung tinggi aturan adat sampai hal terkecil sekalipun," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Adat Kampung Baduy Luar Jaro Oom mengatakan pihaknya amat berterima kasih dengan pembuatan saung kamar mandi ini. "Alhamdulillah khususnya bagi GB, LSPDI, Bazar Bangunan dan tim lain. Pembuatan saung kamar mandi ini sangat berguna bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga wisatawan agar lebih nyaman saat ke saung. Kami harap wisawatan semakin banyak datang ke sini," tutupnya. (H-2)