
Hafsah begitu semringah setelah menerima sertifikat. Perempuan penyandang tuli itu kini memiliki keterampilan teknis pengoperasian forklift usai pelatihan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK) Ngajum Edutrain, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan forklift ini. Meskipun saya memiliki keterbatasan, materi disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, dan para instruktur sangat sabar serta mendukung," tegas Hafsah didampingi juru bahasa isyarat, Meilisa Trisetya Arum, kemarin.
Hafsah tak sendiri, melainkan bersama 9 difabel lainnya turut meningkatkan kapasitas melalui pelatihan ini.
Handika mengaku mendapatkan keterampilan berharga dan menyenangkan. Difabel tuli tersebut mengatakan keterampilan forklift telah membuka wawasan.
"Awalnya saya sempat ragu, tapi ternyata saya bisa mengikuti dengan baik karena penyampaian materi mudah dimengerti dan instruktur sangat membantu," katanya.
Difabel tuli lainnya, Handika, merasa bersyukur dengan keterampilan ini karena menjadi bekal berharga untuk mencari pekerjaan.
"Semoga pelatihan seperti ini terus ada dan makin banyak melibatkan teman-teman disabilitas," tuturnya.
Begitu pula Jacky Java Pitomy, membagikan pengalaman usai mengikuti pelatihan sehingga ia bisa bekerja di sektor yang lebih luas.
"Saya dulu ragu apakah bisa bekerja dengan alat berat. Tapi setelah ikut pelatihan ini, saya merasa siap dan percaya diri. Kami juga ingin punya kesempatan yang sama," ujarnya.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, M. Yekti Pracoyo menyampaikan Pemkab Malang secara berkelanjutan membina dan memberikan kesetaraan bagi difabel dalam bekerja. Saat ini sebanyak 183 difabel bekerja di 32 perusahaan.
"Upaya ini untuk meningkatkan SDM unggul termasuk para penyandang disabilitas. Pembinaan terus berkelanjutan, kami bekerja sama dengan Universitas Brawijaya," ucap M. Yekti Pracoyo mendampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, Yudhi Hindarto.
Ketua pelaksana pelatihan, Jaepry Minaka mengatakan pelatihan forklift ini pada 5-16 Mei 2025 diikuti 10 peserta penyandang disabilitas, khususnya tuli. Tujuan pelatihan dalam upaya mendorong kesetaraan gender dan inklusi sosial di sektor infrastruktur. Termasuk mendorong dunia kerja di sektor infrastruktur dan logistik menjadi lebih terbuka, adil, dan ramah bagi semua, tanpa terkecuali.
Adapun instruktur profesional dari LPK Ngajum Edutrain, Malang. Mereka menyampaikan materi teori dan praktik dengan metode inklusif dan komunikatif.
Sedangkan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) Kabupaten Malang sebagai penyelenggara pelatihan konsisten mendorong kesetaraan gender dan inklusi sosial di sektor infrastruktur.
Pelatihan alat berat Forklift bagi penyandang disabilitas ini merupakan bagian dari program Gender Equality and Social Inclusion in Infrastructure (GESIT). Didukung oleh Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
Para difabel tuli selain menerima sertifikat yang diakui dunia industri, juga meningkatkan kepercayaan diri dan terbuka peluang bekerja di sektor formal. Pelatihan ini menjadi langkah nyata dalam melawan stigma bahwa penyandang disabilitas tidak memiliki kompetensi kerja yang setara. (H-1)