Mahasiwa dalam Menjalankan Tugas Kritis tak Boleh Terjebak dalam Aksi Anarkis

3 weeks ago 17
Web Buletin Live 24 Jam Cermat Terbaik
Mahasiwa dalam Menjalankan Tugas Kritis tak Boleh Terjebak dalam Aksi Anarkis Diskusi yang digelar Forum Bahas Aksi, Kritik, dan Realita (BAKAR) bertajuk Anarkisme dalam Demonstrasi: Energi Perlawanan atau Ancaman Gerakan, di Wisma Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (18/5).(dok.istimewa)

MAHASISWA sebagai elemen bangsa yang harus terus menjaga nalar kritis perlu mencegah dari terjebak aksi anarkis. Selain melawan hukum, tindakan tercela itu akan membuyarkan tujuan menyampaikan aspirasi kepada pemangku kebijakan. 

“Gerakan mahasiswa harus tetap relevan, rasional, dan strategis. Hari ini kita perlu bertanya bersama: apakah aksi anarkis masih relevan dalam perjuangan kita, atau justru menjauhkan kita dari simpati publik dan perhatian pembuat kebijakan?” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara (PB IMSU) Lingga Pangayumi Nasution dalam diskusi Forum Bahas Aksi, Kritik, dan Realita (BAKAR) bertajuk Anarkisme dalam Demonstrasi: Energi Perlawanan atau Ancaman Gerakan, di Wisma Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (18/5).

Bentuk Tanggung Jawab?

Lingga menegaskan bahwa forum ini merupakan wujud tanggung jawab intelektual PB IMSU dalam menyediakan ruang diskusi yang reflektif dan kritis bagi mahasiswa. Tema anarkisme dipilih untuk merespons kekhawatiran terhadap arah gerakan mahasiswa yang kerap dibayangi tindakan destruktif.

Ketua Bidang Politik, Hukum, dan HAM PB IMSU Emon Wirawan Harefa menyampaikan bahwa forum ini adalah upaya PB IMSU untuk menjaga nalar kritis dan mendorong strategi gerakan yang cerdas dan bertanggung jawab. Wakil Ketua Umum PP ISMAHI Dedi Sofhan menyampaikan demonstrasi dijamin oleh konstitusi, tetapi aksi anarkis tetap melanggar hukum dan dapat mencoreng nama baik gerakan sipil.

“Ketika demonstrasi berubah menjadi tindakan merusak, melukai, atau menakuti publik, maka itu keluar dari jalur hukum dan justru merugikan gerakan itu sendiri,” ujar Dedi.

Tempuh Jalur Efektif

DEMA PTKIN Muhammad Arya Pradana mengangkat perbandingan antara dua aksi: kericuhan dalam demonstrasi buruh 1 Mei 2025 di DPR RI, dan demonstrasi damai mahasiswa pada 2 Mei 2025 di Kementerian Pendidikan Tinggi. Aksi damai, menurutnya, lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan mendapatkan dukungan publik.

“Strategi aksi menentukan efektivitas gerakan. Ketika aksi dilakukan secara tertib, pesan lebih mudah diterima publik dan media,” tegas Arya.

Forum ini menegaskan pentingnya etika dan strategi dalam demonstrasi, terutama di era keterbukaan informasi. PB IMSU mengajak seluruh elemen gerakan mahasiswa untuk terus berpikir kritis, bertindak strategis, dan menolak jalan anarkisme demi menjaga demokrasi yang sehat dan beradab. (Cah/P-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |