
ANGGOTA Komisi X DPR dari Fraksi NasDem, Furtasan Ali Yusuf, menyoroti tingkat literasi pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia menemukan ada pelajar kelas 1 dan 2 SMP di Kabupaten Serang, Banten, belum bisa membaca.
"Banyak di lapangan Pak Menteri, saya menemukan anak kelas 1 dan kelas 2 SMP, ini sampai sekarang belum bisa baca. Padahal capaian literasi di sini adalah mencapai 68 persen dan numerasi 66 persen," kata Furtasan saat rapat kerja (raker) Komisi X DPR bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7).
Kondisi ini, menurutnya, sangat memprihatinkan dan berpotensi menghambat visi besar Indonesia Emas 2045.
"Saya jujur aja, 2045 ini saya khawatir, bukannya emas malah cemas," ucap dia.
Furtasan sempat menanyakan kondisi itu ke sekolah terkait. Hal itu disebabkan kurikulum sebelumnya dan membiarkan anak yang belum bisa membaca tetap naik kelas.
"Nah kenapa ini, saya coba bertanya, kenapa ini Pak Kepala Sekolah? Ternyata memang kurikulum yang kita kemarin terapkan itu, mengharuskan anak bisa baca atau tidak bisa baca tetap dinaikkan kelas," ujar dia.
Kondisi itu jadi tantangan bagi Kemendikdasmen. Karena para pelajar hanya memahami ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi urusan membacakan masih kerepotan.
"Karena anak-anak itu bagaimana dia memahami satu ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara membaca saja dia kerepotan," ujar dia. (P-4)