
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup berkolaborasi bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemediktisaintek) dan Kementerian Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), meluncurkan program Asta Kampus dan Sekolah Aksi Peduli Sampah Nasional 2025 sebagai langkah strategis untuk Indonesia Bersih.
Aksi ini serentak yang dipusatkan di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Sabtu (15/3) ini juga diikuti sebanyak
2.137 peserta yang dilaksanakan di delapan kampus di Indonesia, yaitu Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Syiah Kuala, Universitas Hasanuddin, Universitas Cenderawasih, Universitas Brawijaya, Universitas Pattimura, Universitas Udayana, dan Universitas Nusa Cendana. Selain itu sebanyak 56 sekolah tingkat dasar dan menengah turut serta dalam gerakan ini.
Peluncuran program Asta Kampus dan Sekolah Aksi Peduli Sampah Nasional 2025, dihadiri langsung Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, bersama Wamediktisaintek, Fauzan dan Wamendikdasmen, Atip Latipulhayat. "Aksi ini dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, sekaligus menandai komitmen nasional terhadap pengelolaan sampah di lingkungan pendidikan dan keberlanjutan lingkungan sejak usia dini," tutur Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq.
Hanif menegaskan bahwa Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 menjadi momen refleksi terhadap sistem pengelolaan sampah di
Indonesia. Saat ini, Indonesia menghasilkan 56,63 juta ton sampah per tahun, di mana 60,99% di antaranya masih belum terkelola dengan baik.
Dari segi komposisi, sampah sisa makanan mendominasi dengan 39,87%, diikuti oleh sampah plastik (19,16%), kayu/ranting (11,83%), serta kertas/karton (10,83%). Mayoritas sampah ini berasal dari rumah tangga (50,78%), pasar (12,19%), kawasan perniagaan (14,77%), dan kawasan lainnya (8,14%).
"Sampah plastik dan sisa makanan menjadi penyumbang terbesar, sehingga diperlukan peningkatan penerapan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) untuk mengatasi permasalahan ini secara lebih efektif dan berkelanjutan. Sampah sejatinya akan selalu dihasilkan dalam proses kegiatan manusia, untuk itu sampah yang kita hasilkan merupakan tanggung jawab kita bersama," kata Hanif.
Aksi ini dinilai menjadi langkah strategis untuk merubah wajah Indonesia dan membangun prilaku sadar sampah sejak di lingkungan pendidikan. Oleh sebab itu, sekolah-sekolah dan kampus-kampus dapat berperan serta secara aktif dalam mengelola sampah di sumber. Kegiatan ini juga ditandai penandatanganan Nota Kesepahaman antara KLH/BPLH dan Kemendiktisaintek tentang Sinergisitas Tugas dan Fungsi di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Wakil Menteri Diktisaintek, Prof Fauzan, menegaskan pentingnya perguruan tinggi sebagai motor penggerak perubahan perilaku terhadap pengelolaan sampah. “Sejalan dengan semangat
kampus transformatif, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mencari solusi terhadap berbagai permasalahan sosial, termasuk isu lingkungan," tututnya.
MenLH bersama rombongan juga berkesempatan memantau langsung kondisi penanganan sampah dan lingkungan di sejumlah lokasi seperti Pasar Bauntung, Banjarbaru serta Pasar Pandu dan TPAS Basirih di Banjarmasin. (H-2)