
PSIKOLOG Anak Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Psikolog atau akrab disapa Kak Seto mengatakan, era dunia digital sekarang ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, dunia digital bisa berdampak positif tetapi di sisi lain dunia digital juga bisa berdampak negatif bagi anak.
Dampak negatif dari dunia digital terhadap anak harus bisa diantisipasi, misalnya terkait ancaman child grooming, cyber bullying, pornografi, radikalisme, kekerasan, dan hoaks. Menurut Kak Seto, untuk menghadapi tantangan ini, pendidikan agama adalah pondasi utama dalam membentuk karakter anak sebagai fokus utama dalam mendidik generasi penerus.
“Kita bertumpu pada akidah, ibadah, dan akhlak, tetapi kadang akhlak ini yang kurang mendapat perhatian,” tuturnya dalam Safari Ilmu di Bulan Ramadhan (Samudra) yang bertajuk ‘Menggugat Pola Hidup Anak Zaman Sekarang: Gerakan Pembudayaan Gaya Hidup Islami di Era Kontemporer’, Selasa (4/3), di Masjid Kampus UGM.
Tidak kalah lebih penting, imbuhnya, keteladanan dari orang dewasa juga sangat penting karena anak-anak belajar dari contoh, bukan hanya dari kata-kata. “Orang tua zaman sekarang bukan eranya lagi menjadi bos atau komandan yang main perintah, tapi penuh nilai-nilai persahabatan seperti berdiskusi dengan anak,” kata dia.
Selain itu, pendampingan anak di lembaga pendidikan juga harus dilakukan dengan cara-cara yang kreatif dan menyenangkan. Bahkan, metode pembelajaran yang diterapkan harus bersifat kreatif, seperti permainan edukatif, cerita inspiratif, dan kegiatan sosial.
Metode pembelajaran tersebut sangat berpengaruh signifikan dalam membentuk karakter anak secara positif. “Belajar yang efektif adalah belajar dalam suasana gembira,” kata dia.
Kak Seto mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menciptakan generasi yang kreatif dan berakhlak mulia. Karakter anak Indonesia harus dibangun berdasarkan nilai-nilai akhlak mulia, kebhinekaan global, gotong royong, dan kemampuan bekerja sama. “Marilah kita menciptakan generasi yang kreatif dengan kita yang menjadi para pendidik atau contoh-contoh teladan yang kreatif,” tutup dia. (M-1)