
MENTERI Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan keras pada Minggu (8/6), memerintahkan militer untuk mencegah kapal bantuan kemanusiaan yang membawa aktivis iklim Greta Thunberg mendekati wilayah Gaza.
Kapal bernama Madleen, yang dikelola oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), tengah berlayar membawa sejumlah kecil bantuan simbolis berupa beras dan susu formula bayi, serta bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
“Saya telah menginstruksikan IDF untuk bertindak agar armada kebencian, tidak mencapai pantai Gaza dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk tujuan itu,” kata Katz dalam pernyataan resminya seperti dilansir The Guardian, Senin (9/6).
Dia juga menuding Thunberg sebagai antisemit dan menyebut para aktivis di kapal itu sebagai pendukung propaganda Hamas.
"Sebaiknya kalian kembali, karena kalian tidak akan mencapai Gaza. Israel akan bertindak melawan setiap upaya untuk mematahkan blokade atau membantu organisasi teroris melalui laut, udara, dan darat," sebutnya.
Thunberg sendiri membantah tuduhan antisemitisme dan mengatakan keterlibatannya dalam misi ini didorong oleh dorongan kemanusiaan.
"Kami melakukan ini karena tidak peduli seberapa besar rintangan yang kami hadapi, kami harus terus mencoba. Karena saat kami berhenti mencoba adalah saat kami kehilangan kemanusiaan kami,” kata Greta Thunberg sebelum keberangkatan dari Sisilia, Italia.
Pada Senin (9/6) dini hari, kekhawatiran akan intersepsi sempat muncul setelah alarm dibunyikan di kapal.
"Kami dikelilingi oleh banyak lampu sekaligus; mereka mengitari kapal kami, tetapi pada akhirnya mereka terus melaju dengan cara mereka sendiri," kata salah satu aktivis di kapal, Thiago Avila melalui pesan suara di Telegram.
Kapal Madleen ditumpangi oleh 11 aktivis dari berbagai negara termasuk Jerman, Swedia, Prancis, Belanda, Brasil, Spanyol, dan Turki. Di antara mereka terdapat anggota Parlemen Eropa keturunan Palestina, Rima Hassan, yang sebelumnya dilarang masuk ke Israel.
"Pernyataan menteri pertahanan Israel adalah contoh lain dari Israel yang mengancam penggunaan kekuatan yang melanggar hukum terhadap warga sipil dan berusaha membenarkan kekerasan itu dengan fitnah. Kami tidak akan terintimidasi. Dunia sedang memperhatikan," kata para aktivis dalam menanggapi ancaman dari Katz.
Diketahui, Madleen memulai pelayaran dari pelabuhan Catania, Sisilia, pada 1 Juni dan hingga Minggu malam berada sekitar 160 mil laut dari Gaza. FFC menyatakan bahwa mereka terus memantau situasi dan bersiap menghadapi segala kemungkinan.
Blokade laut terhadap Gaza telah diberlakukan selama bertahun-tahun dan diperketat sejak konflik meletus pada Oktober 2023. Israel menyatakan bahwa blokade itu bertujuan mencegah masuknya senjata ke tangan Hamas.
“Negara Israel tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mematahkan blokade laut di Gaza, yang tujuan utamanya adalah untuk mencegah pengiriman senjata ke Hamas," demikian pernyataan Israel.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 54.000 warga Palestina telah tewas akibat operasi militer Israel sejak Oktober 2023. Gaza kini digambarkan oleh PBB sebagai “tempat paling kelaparan di Bumi,” dengan tingkat malnutrisi yang terus meningkat dan sistem distribusi bantuan yang dinilai gagal oleh para pengamat.
Sejak 27 Mei, saat penyediaan bantuan dialihkan ke Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan dikawal militer Israel, setidaknya 110 warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan makanan, dan lebih dari 1.000 lainnya terluka.
Thunberg sebelumnya dijadwalkan ikut dalam kapal Conscience milik Freedom Flotilla bulan lalu, namun kapal itu dilumpuhkan oleh serangan drone saat berada di perairan internasional dekat Malta.
Israel telah menyatakan niatnya untuk mencegat kapal dalam waktu 48 jam. FFC menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia agar menekan Israel untuk mundur dari upaya intervensi tersebut.
“Israel tidak berhak menghalangi upaya kami untuk mencapai Gaza,” tegas kelompok tersebut. (I-3)