Israel akan Deportasi Penumpang Kapal Madleen, Termasuk Greta Thunberg

4 hours ago 2
Israel akan Deportasi Penumpang Kapal Madleen, Termasuk Greta Thunberg Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg termasuk dalam rombongan di Kapal Madleen.(Anadolu)

KEMENTERIAN Luar Negeri Israel membenarkan telah menarik dan menyita kapal bantuan Madleen yang tengah berlayar ke Gaza, Palestina. Para penumpang yang merupakan aktivis dan jurnalis rencananya akan dideportasi ke negara masing-masing.

"Kapal tersebut berlayar dengan selamat menuju pantai Israel. Para penumpang diharapkan untuk kembali ke negara asal mereka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel yang disampaikan lewat platform X.

Kapal layar sepanjang 18 meter itu diketahui bertolak dari Pelabuhan San Giovanni Li Cuti di Catania, Sisilia, Italia, pada 1 Juni 2025, membawa 12 penumpang yang terdiri dari 11 aktivis kemanusiaan dan satu jurnalis.

Israel mengeklaim bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza telah dikirimkan secara teratur dan efektif melalui berbagai saluran dan rute dan ditransfer melalui mekanisme distribusi yang mapan. Mereka dengan tegas menolak keterlibatan pihak asing. 

Kapal itu dinilai telah mendekati wilayah terlarang, namun menolak perintah untuk mengubah arah. "Zona maritim di lepas pantai Gaza ditutup untuk kapal-kapal yang tidak sah berdasarkan blokade laut yang sah, sesuai dengan hukum internasional," lanjut Kementerian tersebut.

Israel dituding menculik

Di sisi lain, Freedom Flotilla Coalition, organisasi internasional yang memprakarsai misi kemanusiaan tersebut, menyatakan pasukan militer Israel menaiki dan menahan kapal bantuan Madleen yang tengah menuju Gaza pada Minggu (8/6) malam. 

“SOS! Para relawan di Madleen telah diculik oleh pasukan Israel,” tulis pernyataan resmi koalisi tersebut melalui kanal Telegram, menegaskan bahwa kontak dengan kapal telah terputus usai insiden tersebut.

Beberapa nama yang teridentifikasi di atas kapal antara lain aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, Anggota Parlemen Eropa Rima Hassan, Yasemin Acar dari Jerman, Thiago Avila dari Brasil, Suayb Ordu dari Türkiye, Sergio Toribio dari Spanyol, serta jurnalis Omar Faiad dari Al Jazeera Mubasher

Aktivis dari Prancis yang turut serta meliputi Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, Reva Viard, dan Marco van Rennes dari Belanda.

Menurut penyelenggara, kapal Madleen membawa berbagai bantuan penting bagi warga Gaza, termasuk susu formula bayi, beras, tepung, popok, produk sanitasi wanita, alat bantu jalan, perlengkapan medis, prostetik untuk anak-anak, dan peralatan desalinasi air.

Misi ini merupakan bagian dari upaya internasional untuk menembus blokade Israel atas Jalur Gaza dan menyalurkan bantuan langsung ke penduduk sipil yang terdampak krisis kemanusiaan berkepanjangan.

Diperintahkan angkat tangan

Dalam sebuah rekaman langsung dari kapal, tampak momen ketika kapal-kapal militer Israel mengepung Madleen di perairan internasional dan terdengar suara tentara yang memerintahkan para aktivis untuk mengangkat tangan.

Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg mengeklaim dirinya dicegat dan diculik oleh militer Israel atau kelompok bersenjata pro-Israel saat berada di perairan internasional. Pernyataan tersebut disampaikan melalui sebuah video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya

"Jika kalian melihat video ini, kami telah dicegat, dan diculik di perairan internasional oleh pasukan penjajah Israel atau pasukan yang mendukung Israel," kata Thunberg dalam video yang dipublikasikan pada Senin (9/6).

Thunberg juga menyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya kepada pemerintah Swedia, agar segera bertindak untuk membebaskannya serta para aktivis lain yang turut berada di kapal bantuan tersebut. Ia menegaskan pentingnya desakan diplomatik terhadap Israel.

Sebelum bertolak ke Gaza, Thunberg membantah tuduhan antisemitisme dan mengatakan keterlibatannya dalam misi ini didorong oleh dorongan kemanusiaan. 

"Kami melakukan ini karena tidak peduli seberapa besar rintangan yang kami hadapi, kami harus terus mencoba. Karena saat kami berhenti mencoba adalah saat kami kehilangan kemanusiaan kami,” kata Greta Thunberg menjelang keberangkatan dari Sisilia, Italia.

Reaksi Pelapor PBB

Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, mengungkapkan bahwa dirinya sempat melakukan komunikasi langsung dengan kapten kapal sebelum sambungan terputus secara tiba-tiba.

“Pada saat kapal dicegat, tidak ada yang terluka — kapten meminta saya untuk mencatatnya," ujar Albanese, yang juga melaporkan mendengar suara tentara Israel di latar belakang sebelum komunikasi terputus,"  seperti dilansir Anadolu, Senin (9/6)

"Saya kehilangan kontak dengan kapten saat ia memberi tahu saya bahwa ada kapal lain yang mendekat," tambahnya. (I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |