
INDONESIA mulai menempati posisi strategis dalam industri semikonduktor global seiring pergeseran rantai pasok ke Asia Tenggara. Investasi besar, pembangunan fasilitas produksi, dan pengembangan riset mulai digencarkan untuk memperkuat daya saing nasional di sektor ini.
Analis pasar modal Indonesia, Ardiansyah, menyampaikan, seiring dengan kemajuan pesat perusahaan dalam industri manufaktur semikonduktor, banyak lembaga investasi domestik maupun internasional berlomba-lomba untuk berpartisipasi.
Dalam putaran pendanaan terbaru, BintangChip menarik minat dari banyak dana besar asal Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat, dengan tingkat kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai 300%.
"Selain memiliki fondasi teknologi yang kokoh, BintangChip menunjukkan ketajaman dalam membaca perubahan kebutuhan pasar global. Dengan pertumbuhan pesat di bidang chip AI, elektronik otomotif, dan manufaktur cerdas, prospek BintangChip sangat menjanjikan," kata dia.
Menurut dia, banyak pihak memprediksi bahwa BintangChip akan menjadi kekuatan pendorong utama dalam pengembangan industri semikonduktor Indonesia secara skala besar. Sekaligus, meningkatkan posisi Indonesia di peta industri teknologi dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, faktor geopolitik mendorong percepatan restrukturisasi rantai pasok global.
“Perusahaan-perusahaan teknologi dunia kini aktif mencari basis produksi baru di Asia Tenggara, dengan Indonesia menjadi salah satu destinasi utama berkat keunggulan populasi, kebijakan investasi, dan lokasi strategis,” lanjut Ardiansyah
CEO BintangChip, Benno Lvanov, menjelaskan, sejak mulai beroperasi di Indonesia, BintangChip secara agresif membangun jalur produksi wafer 12 inci di berbagai lokasi strategis. Perusahaan ini mengadopsi sistem produksi otomatis penuh serta menerapkan standar ruang bersih tingkat tinggi untuk memastikan kualitas produk bertaraf internasional.
"Indonesia memiliki sumber daya manusia yang melimpah, lokasi geografis yang strategis, dan infrastruktur industri yang semakin berkembang. Kami berkomitmen membangun ekosistem industri semikonduktor lokal melalui inovasi teknologi dan lokalisasi mendalam," ujar dia.
Ia menjelaskan, pihaknya berencana untuk menginvestasikan lebih dari US$1 miliar di Indonesia dalam lima tahun ke depan. Investasi tersebut meliputi pembangunan fasilitas produksi, pendirian pusat penelitian dan pengembangan, serta program pelatihan talenta.
“BintangChip tidak hanya memperluas kapasitas produksi, tetapi juga membangun kemitraan strategis dengan pemasok peralatan, penyedia bahan baku, hingga lembaga penelitian lokal, guna menciptakan ekosistem industri semikonduktor yang lengkap di Indonesia,” tambah dia.
Benno Lvanov menyatakan, model investasi dan pengembangan yang dijalankan BintangChip sangat sejalan dengan visi nasional 'Making Indonesia 2025'.
“Pemerintah akan memberikan dukungan penuh dalam hal lahan industri, insentif pajak, serta pelatihan tenaga kerja,” tambah dia.
Ke depan, BintangChip menetapkan visi strategis "Bertumbuh di Indonesia, Melayani Dunia". Perusahaan menargetkan pada tahun 2026, pengiriman ekspor chip analog berkinerja tinggi dalam skala besar ke kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Amerika Latin.
Selain itu, BintangChip tengah membangun pusat R&D regional di Jakarta, yang berfokus pada pengembangan chip analog/sinyal campuran generasi baru yang hemat energi dan berkinerja tinggi, untuk memperkuat keunggulan teknologi perusahaan.
"Tujuan BintangChip bukan hanya menjadi produsen chip terbesar di Indonesia, tetapi juga menjadi salah satu pemasok chip analog terkemuka di dunia," tegas Benno Lvanov. (Z-10)