
WAKIL Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menyatakan bahwa saat ini, khususnya di Indonesia pendapatan yang didapatkan oleh sopir truk sangat rendah dan sudah tidak ada kernet yang mendampingi sopir jika melakukan trip.
"Kita tidak mendapatkan sopir-sopir truk yang berkualitas, tidak dapat lagi. (Sopir) yang berkualitas itu sudah pindah, ada yang keluar negeri atau dia jadi sopir taksi, padahal dulu sopir taksi pelan-pelan bekerja jadi sopir truk," kata Djoko di acara "Zero ODOL Policy : Siapa yang Diuntungkan?" yang digelar di Jakarta, Jumat (4/7).
Oleh karenanya, untuk bisa menciptakan sopir-sopir truk berkualitas, Djoko meminta agar pemerintah mendirikan sekolah untuk pengemudi seperti sekolah-sekolah seperti pilot, masinis, hingga nahkoda.
"Intinya bisa sekolah pengemudi tapi ada bentuk-bentuk pemberian pelatihan-pelatihan secara rutin," bebernya.
Di samping itu, Djoko juga meminta agar pendapatan sopir truk bisa lebih diselaraskan atau memiliki upah standar.
"Dan itu (upah) juga harus diselaraskan pendapatannya, (kalau) dilatih terus menerus kemudian dapat sertifikat (tapi) tidak naik-naik gajinya ya tidak mau dia (sopir truk)," imbuhnya. (Fal/M-3)