
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah kedua negara mencapai kesepakatan gencatan senjata usai empat hari pertempuran lintas perbatasan.
Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, dalam kunjungannya ke pangkalan militer di Srinagar, Kashmir yang dikelola India, menyampaikan kekhawatirannya terhadap keamanan persenjataan nuklir Pakistan. Dia menyebut negara tetangganya itu sebagai “negara yang tidak bertanggung jawab dan jahat.”
“Saya percaya bahwa senjata nuklir Pakistan harus diawasi oleh IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional),” kata Singh seperti dilansir Anadolu, Sabtu (17/5).
Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa komentar Singh mencerminkan ketidakamanan dan frustrasi yang mendalam mengenai pertahanan dan pencegahan Pakistan yang efektif.
"Komentar Menteri Pertahanan India juga menunjukkan ketidaktahuannya akan mandat dan tanggung jawab badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti IAEA," tulis pernyataan resmi itu.
Pakistan juga menyinggung berbagai insiden terkait keamanan nuklir di India. “Jika ada, IAEA dan komunitas internasional seharusnya khawatir tentang pencurian berulang dan insiden perdagangan gelap yang melibatkan bahan nuklir dan radioaktif di India," tambahnya.
Sebagai pengawas nuklir global, IAEA bertugas memastikan bahwa penggunaan teknologi nuklir tetap bersifat damai. Berdasarkan perjanjian tahun 2008, IAEA telah memantau beberapa fasilitas nuklir sipil milik India.
India dan Pakistan sama-sama melakukan uji coba nuklir pada 1998, menjadikan keduanya sebagai kekuatan nuklir resmi dan memunculkan kekhawatiran akan potensi konflik bersenjata berskala besar di Asia Selatan. Pekan lalu, ketegangan meningkat setelah kedua negara saling meluncurkan serangan menggunakan rudal dan drone, menewaskan hampir 70 orang.
Aksi militer itu dipicu oleh serangan pemberontak pada 22 April di Pahalgam, Kashmir India, yang menurut New Delhi dilakukan oleh kelompok yang didukung Pakistan. Islamabad menolak tuduhan tersebut. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kemudian mengumumkan gencatan senjata mengejutkan pada hari Sabtu, setelah negara-negara besar mendesak kedua pihak untuk meredam eskalasi.
Meskipun gencatan senjata masih berjalan, Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan pada hari Senin bahwa negaranya tidak akan ragu untuk kembali menyerang tempat persembunyian militan di wilayah Pakistan jika terjadi serangan lanjutan terhadap India. (H-4)