HIMPUNAN Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) bersama Dyandra Promosindo resmi meluncurkan pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di Auditorium Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Rabu (21/5).
Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan dukungannya terhadap pameran tersebut dengan persiapan yang dilaksanakan dari jauh-jauh hari.
"Kita jauh-jauh hari ingin mempersiapkan pameran ini dengan harapan menjadi sukses dan ekspor furnitur kita naik," kata pria yang akrab Busan itu.
Kemendag, sambung Busan, akan meminta bantuan kepada perwakilan dagang untuk mulai mensosialisasikan pameran IFEX dan mencarikan buyer untuk datang ke pameran IFEX 2026 yang akan dilaksanakan pada Maret 2025.
"Kita awali dengan business matching dari calon peserta pameran dengan teman-teman perwakilan kita di luar negeri. Jadi pas datang tinggal transaksi dan ketemu secara fisik," ungkapnya.
Di kesempatan itu, Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur menyebutkan bahwa IFEX 2026, bukan sekadar pameran, tapi simbol transformasi ekspor Indonesia dengan strategi konkret membuka akses ke pasar Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika Timur, Eropa Timur, dan Amerika Latin. "Launching pameran IFEX ini dalam situasi yang sangat menentukan.Dimna dunia berubah cepat, dan industri mebel Indonesia berada di persimpangan penting. Ancaman tarif tinggi dari pemerintah Amerika Serikat terhadap produk kayu dan mebel Indonesia—yang kini sudah masuk tahap preliminary determination berdasarkan Pasal 232—berpotensi menggerus lebih dari 53% pangsa ekspor kita," cetus Sobur.
Di samping itu, ia menyebut bahwa pihaknya tengah memperkuat pendekatan digital bersama mitra strategis.
"HIMKI tengah menjajaki integrasi produk UKM kita ke platform e-commerce B2B global seperti Alibaba, Faire, dan Archiproducts, agar furnitur Indonesia bisa menjangkau dunia dari sentra-sentra produksi kecil sekalipun," ungkapnya.
Untuk itu, lanjut dia, HIMKI telah mengajukan rekomendasi deregulasi terhadap SVLK dan V-Legal bagi industri hilir.
"Kami tidak menolak keberlanjutan, tapi kami menolak beban administratif yang tidak proporsional. Industri mebel dan kerajinan adalah padat karya penopang ekonomi rakyat, bukan perusak hutan," tuturnya.
Dalam IFEX 2026, HIMKI juga memperkenalkan Pavilion Green & Design sebagai etalase produk inovatif berbasis keberlanjutan yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa kriya Indonesia mampu menjadi kekuatan desain global yang selaras dengan prinsip ESG.
"Saya mengajak semua pihak pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media, dan mitra logistik serta pembiayaan untuk berkolaborasi menyukseskan IFEX 2026. Mari kita wujudkan ekspor non-migas yang kuat, terdiversifikasi, dan berkelanjutan. Karena bagi HIMKI, bangkit dari krisis bukan pilihan, melainkan keharusan," pungkasnya.
Dengan perluasan area pameran hingga 85.000 meter persegi, IFEX 2026 akan menghadirkan kapasitas yang lebih besar untuk menampung peserta dari seluruh Indonesia. Perluasan ini tidak hanya memberi ruang fisik, tetapi juga menjadi simbol dari kesiapan industri mebel dan kerajinan nasional untuk tumbuh lebih besar dan menjangkau lebih jauh.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap peserta, dari pelaku usaha besar hingga UMKM, dapat merasakan manfaat konkret dari keikutsertaan mereka. IFEX bukan hanya untuk dilihat, tapi untuk diakses, dijangkau, dan ditindaklanjuti," imbuhnya. (E-4)