
MASIH banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki riwayat kredit, bukan karena tidak mampu membayar, tetapi karena belum pernah diberi kesempatan untuk memulai. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab rendahnya penetrasi produk keuangan formal di tanah air, terutama di kalangan masyarakat produktif yang belum tersentuh layanan kredit perbankan.
Fenomena tersebut sekaligus menunjukkan tantangan besar dalam mewujudkan inklusi keuangan yang menyeluruh, di mana akses terhadap produk finansial seharusnya tidak hanya dinikmati oleh kelompok ekonomi mapan. Di tengah kebutuhan untuk membangun sistem keuangan yang lebih terbuka dan berbasis data, sejumlah inovasi digital pun mulai bermunculan.
Salah satunya datang dari Honest, perusahaan teknologi finansial yang memiliki lisensi kartu kredit resmi dari Bank Indonesia. Bersama BINA Digital, unit perbankan digital milik Bank INA, Honest memperkenalkan pendekatan baru yang menghubungkan kebiasaan menabung dengan peluang memperoleh limit kartu kredit.
Melalui fitur bernama Honest Savings, kolaborasi ini berupaya mendorong kebiasaan menabung sebagai fondasi perilaku finansial yang sehat sekaligus menjadi pintu masuk bagi masyarakat yang belum memiliki riwayat kredit. “Kita percaya bahwa disiplin menabung mencerminkan tanggung jawab finansial. Dari situ, akses kredit bisa dibuka lebih luas,” ujar Amertya A. Oktoriano Lead Brand Marketing Honest di Jakarta (16/10).
Produk Honest Savings menawarkan bunga kompetitif sebesar 4 persen per tahun tanpa syarat saldo minimum, tanpa biaya bulanan, serta fasilitas transfer gratis. Namun yang lebih penting, aktivitas menabung tersebut menjadi dasar penilaian kredit berbasis data, sehingga pengguna dengan kebiasaan finansial positif berpeluang memperoleh peningkatan limit secara otomatis.
Dari sisi perbankan, BINA Digital melihat kerja sama ini sebagai bagian dari transformasi industri menuju layanan yang lebih adaptif. Wakil Direktur Utama Bank INA, Yulius Purnama, menilai integrasi antara tabungan digital dan kredit ini dapat mempercepat proses inklusi keuangan nasional. “Dengan platform digital, kami bisa menjangkau masyarakat di berbagai daerah tanpa hambatan fisik, sekaligus memastikan keamanan data sesuai regulasi BI dan OJK,” ujarnya.
Selain menargetkan pertumbuhan dana simpanan hingga Rp16 miliar pada akhir 2025, kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak sosial yang nyata: membuka kesempatan bagi lebih banyak masyarakat untuk membangun rekam jejak kredit yang sehat, adil, dan berbasis bukti finansial.