
AKTIVIS iklim asal Swedia, Greta Thunberg mengeklaim bahwa dirinya telah dicegat dan diculik oleh militer Israel atau kelompok bersenjata pro-Israel saat berada di perairan internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Thunberg melalui sebuah video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, Senin (9/6) setelah kapal yang ditumpanginya menuju Gaza ditahan di laut.
Kapal yang dinaiki Thunberg diketahui membawa bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, pasokan medis, dan susu formula bayi. Bantuan tersebut ditujukan untuk warga sipil di Gaza yang mengalami krisis kemanusiaan akibat blokade dan serangan militer berkepanjangan dari Israel.
"Jika kalian melihat video ini, kami telah dicegat, dan diculik di perairan internasional oleh pasukan penjajah Israel atau pasukan yang mendukung Israel," kata Thunberg dalam video yang dipublikasikan pada Senin (9/6).
Dalam pernyataannya, Thunberg juga menyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya kepada pemerintah Swedia, agar segera bertindak untuk membebaskannya serta para aktivis lain yang turut berada di kapal bantuan tersebut.
Ia menegaskan pentingnya desakan diplomatik untuk menghentikan penahanan yang ia sebut sebagai penculikan oleh otoritas Israel.
"Greta meminta supaya dibebaskan beserta rekan-rekan aktivisnya di kapal kargo tujuan Gaza itu dari penculikan dan penahanan otoritas Israel sesegera mungkin," tulis laporan tersebut.
Kejadian ini menambah sorotan internasional terhadap situasi kemanusiaan di Gaza dan meningkatnya ketegangan atas tindakan Israel dalam mencegah masuknya bantuan dari komunitas global.
"Greta adalah warga sipil tak bersenjata di sebuah kapal yang membawa kargo kemamusiaan, termasuk popok bayi, perlengkapan medis dan bantuan penyelematan nyawa lainnya untuk penduduk Gaza yang dikepung. Dia tidak menimbulkan ancaman dan beroperasi sepenuhnya sesuai hukum maritim, kemanusiaan dan hak asasi manusia internasioal," demikian postingan Greta di Instagram. (Fer/I-1)