Gorengan Lebih Renyah karena Plastik? Waspadai Racun, Risiko Kanker, dan Gangguan Hormon

4 hours ago 4
Gorengan Lebih Renyah karena Plastik? Waspadai Racun, Risiko Kanker, dan Gangguan Hormon Pedagang gorengan memasukan plastik ke dalam minyak panas(Dok. Freepik)

Belakangan ini, muncul kekhawatiran soal praktik berbahaya yang dilakukan sebagian pedagang gorengan pinggir jalan: memasukkan plastik ke dalam minyak panas. Konon katanya, trik ini membuat gorengan lebih kriuk dan awet. Tapi di balik kerenyahannya, tersembunyi ancaman serius bagi kesehatan.

Plastik dalam Minyak Panas: Resep Racun Tak Kasat Mata

Beberapa penjual dilaporkan menggunakan kantong plastik transparan atau limbah plastik lainnya saat menggoreng. Tujuannya sederhana—gorengan jadi lebih menggoda. Namun, memanaskan plastik melepaskan ribuan zat kimia berbahaya yang bisa terserap ke dalam makanan tanpa disadari konsumen.

Fakta Ilmiah: Ribuan Zat Kimia Mengintai

Dua studi internasional mengungkap potensi bahayanya:

Le Monde (Prancis) mengidentifikasi lebih dari 3.000 bahan kimia yang dapat keluar dari plastik kemasan dan alat dapur saat dipanaskan. Banyak dari zat ini merupakan pengganggu hormon (endocrine disruptors) yang dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan, kesuburan, metabolisme, hingga kanker. Jejaknya bahkan sudah ditemukan dalam darah, jaringan lemak, dan ASI.

Toxic-Free Future (AS) menyoroti plastik hitam murah—sering berasal dari daur ulang barang elektronik yang mengandung brominated flame retardants, zat yang bersifat karsinogenik. Saat dipanaskan, racunnya mudah berpindah ke makanan dan sulit dikeluarkan oleh tubuh.

Masalah Sosial dan Kurangnya Edukasi

Di negara berkembang, praktik ini banyak dipicu oleh keterbatasan ekonomi dan minimnya pengetahuan. Pedagang kecil, yang menjadi tulang punggung kuliner jalanan, kerap tidak menyadari efek jangka panjangnya.

Namun, paparan terus-menerus terhadap mikroplastik dan toksin dari minyak terkontaminasi bisa menyebabkan gangguan pencernaan, hormonal, penurunan kesuburan, hingga penyakit kronis lainnya.

Saatnya Bertindak: Edukasi, Regulasi, dan Kesadaran Konsumen

Pakar kesehatan dan toksikologi mendesak pemerintah untuk:

Melarang penggunaan plastik dalam proses memasak.

Memberikan pelatihan kepada pedagang kaki lima agar beralih ke metode yang lebih aman.

Mendorong kampanye edukasi melalui media sosial, sekolah, dan komunitas.

Sementara itu, masyarakat diimbau lebih selektif memilih tempat makan. Hindari makanan dengan aroma atau tekstur mencurigakan. Gunakan alat masak berbahan logam tahan panas, kayu, atau keramik jika memasak sendiri di rumah.

Gorengan nikmat seharusnya tidak mengorbankan nyawa. Kerenyahan instan dari plastik bisa menyisakan luka seumur hidup. Waspadai. Pilih sehat. (Le Monde/Toxic-Free Future/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |