
KOMANDO Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklatad) menggelar bimbingan teknis bidang doktrin TNI-AD di Bandung. Bimtek mengusung tema Sinkronisasi dan Penyamaan Persepsi Penyusunan Doktrin di Lingkungan TNI-AD.
Komandan Kodiklatad Letnan Jenderal TNI Mohammad Hasan menyatakan doktrin harus implementatif. Doktrin harus dapat dijadikan sebagai landasan dalam menjalankan peran, tugas, dan fungsinya.
"Untuk itu, doktrin harus disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti, mudah dipraktikkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Doktrin juga harus berkorelasi antar fungsi-fungsi dalam organisasi TNI-AD," ungkapnya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Komandan Kodiklatad Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan.
Bimtek ini diikuti para pejabat yang membidangi doktrin di lingkungan TNI-AD. Bimtek bertujuan untuk mensinkronkan dan menyamakan persepsi penyusunan doktrin di lingkungan TNI-AD. Selain itu juga untuk mendapatkan masukan dari para narasumber guna memperluas dan menambah wawasan serta membangun kesamaan visi, persepsi dan interpretasi para pemangku kepentingan pada proses penyusunan doktrin.
Sementara itu, Mayjen Izak Pangemanan menambahkan dalam pembuatan doktrin harus sesuai dengan tujuannya, yakni untuk pembinaan satuan dalam mewujudkan kesiapan operasi. Doktrin penting guna mendukung tugas pokok TNI-AD.
"Dalam penyusunan naskah doktrin harus sesuai kedudukan dalam stratanya, menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami, praktis, menarik serta mudah diaplikasikan," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Doktrin Kodiklatad Brigadir Jenderal TNI Teguh Pudji Rahardjo menyampaikan paparan orientasi penyusunan doktrin bagi kesiapan operasi TNI-AD.
Sementara Perwira Pembantu Muda VIII Kolonel Infanteri Wilson Napitupulu juga menyampaikan paparan terkait evaluasi penerapan doktrin di satuan TNI-AD.
Kegiatan yang berlangsung di Markas Kodiklatad di Kota Bandung itu, juga dihadiri para direktur dan pejabat di lingkungan Kodiklatad.