
LAGA perempat final Piala Dunia Antarklub 2025 antara Fluminense dan Al Hilal menjadi kejutan yang tak terduga. Sebelumnya, keduanya berhasil menyingkirkan raksasa Eropa, Internazionale dan Manchester City, membalikkan semua prediksi.
Pertandingan yang digelar di Camping World Stadium ini berlangsung sengit sejak menit awal. Kedua tim tahu, kemenangan akan membawa mereka ke semifinal menghadapi pemenang antara Chelsea dan Palmeiras—hanya tinggal dua pertandingan lagi dari final impian.
Sebelum kick-off, pertandingan diawali dengan momen hening untuk menghormati mendiang Diogo Jota dan saudaranya, Andre Silva. Setelah itu, pertandingan langsung berjalan dalam tempo tinggi. Al Hilal tampil agresif lewat serangan sayap, sementara Fluminense lebih sabar membangun serangan lewat lini tengah.
Al Hilal menempatkan Ruben Neves sebagai bek tengah dengan peran "quarterback", mengatur distribusi bola dari belakang. Sementara itu, veteran 40 tahun Thiago Silva memimpin lini belakang Fluminense dengan ketenangan, mengatasi tekanan dari duet Al Hilal, Marcos Leonardo dan Malcom.
Gol Spektakuler Buka Keunggulan Fluminense
Pertandingan berjalan ketat di tengah lapangan, dengan peluang minim di awal. Moteb Al Harbi tampil menonjol di sisi Al Hilal, memenangi empat duel satu lawan satu hanya dalam 10 menit pertama. Gelandang Serbia, Sergej Milinkovic-Savic, menerima kartu kuning pertama akibat pelanggaran taktis, namun tendangan bebas yang didapat Fluminense gagal dimaksimalkan.
Menjelang turun minum, Matheus Martinelli memecah kebuntuan. Bermula dari kesalahan Joao Cancelo dalam membuang bola, Martinelli memutar badan dan melepaskan tembakan kaki kiri spektakuler ke sudut atas gawang. Kiper Yassine Bounou hanya bisa terpaku, dan Fluminense unggul 1-0.
Al Hilal yang menguasai 70% penguasaan bola dalam 15 menit terakhir babak pertama, langsung merespons. Koulibaly nyaris menyamakan skor lewat sundulan, namun kiper kawakan Fabio, 44, menggagalkan peluang emas itu dengan penyelamatan luar biasa.
Sempat terjadi kontroversi di akhir babak pertama saat Marcos Leonardo dijatuhkan di kotak penalti, namun setelah tinjauan VAR, wasit membatalkan penalti. Fluminense pun menutup babak pertama dengan keunggulan tipis.
Balasan Al Hilal, Namun Gol Hercules Jadi Penentu
Al Hilal membuka babak kedua dengan intensitas tinggi. Beberapa peluang tercipta, termasuk sepakan Renan Lodi dan usaha Ruben Neves yang hampir membuahkan hasil. Tekanan mereka akhirnya berbuah manis di menit ke-50. Sundulan Koulibaly dari tendangan sudut Neves jatuh ke kaki Marcos Leonardo yang tanpa kesulitan menceploskan bola untuk menyamakan skor 1-1.
Itu adalah gol ketiga Al Hilal dalam 15 menit awal babak kedua—jumlah tertinggi di antara semua tim di turnamen ini. Sementara penguasaan bola nyaris seimbang (Al Hilal 53,7%, Fluminense 46,4%), permainan makin terbuka dan menarik.
Bounou kembali menjadi penyelamat Al Hilal saat menggagalkan peluang emas Cano dalam situasi satu lawan satu di menit ke-54.
Namun, meski terus menekan, Al Hilal kecolongan di menit ke-70. Bermula dari pressing tinggi, Hercules merebut bola di wilayah pertahanan lawan, kemudian menerima umpan dari Samuel Xavier dan melepaskan tembakan keras yang merobek jala Bounou. Ini menjadi gol keempat yang dicetak pemain pengganti Fluminense sepanjang turnamen.
Fluminense mulai bertahan total. Mereka mencatat 19 kali sapuan bola, menunjukkan betapa mereka ditekan habis-habisan di sisa laga. Al Hilal terus menggempur lewat umpan-umpan silang—total 31 crossing dilakukan—dan melepaskan 14 tembakan, delapan di antaranya dari dalam kotak penalti.
Dua klaim penalti di menit-menit akhir pun ditolak wasit. Pada akhirnya, pertahanan disiplin Fluminense bertahan hingga peluit panjang berbunyi, memastikan mereka menjadi tim pertama yang melaju ke semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (Flashscore/Z-2)