Eropa Khawatir Nuklir Iran Picu Eskalasi di Kawasan

6 hours ago 3
Eropa Khawatir Nuklir Iran Picu Eskalasi di Kawasan Menlu Tiongkok Wang Yi (tengah) menyambut Wamenlu Rusia Sergey Ryabkov (kiri) dan Wamenlu Iran Kazeem Gharibabadi sebelum pertemuan terkait isu nuklir Iran di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, pada 14 Maret 2025.(AFP)

PEJABAT tinggi dari Iran dan tiga negara Eropa yakni Inggris, Prancis, dan Jerman bertemu di Istanbul, Turki, pada hari Jumat (16/5) untuk membahas perkembangan program nuklir Iran dan mencegah potensi eskalasi di kawasan.

Pertemuan berlangsung di Konsulat Jenderal Iran di Istanbul dan dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi, serta para perwakilan dari negara-negara E3.

Seusai pertemuan, Gharibabadi menyatakan bahwa diskusi tersebut berfokus pada negosiasi tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) terkait pencabutan sanksi.

“Kami bertukar pandangan dan membahas situasi terkini mengenai negosiasi nuklir dan pencabutan sanksi secara tidak langsung,” jelas Gharibabadi dalam pernyataan resmi seperti dilansir Anadolu, Sabtu (17/5).

Dia menambahkan bahwa Iran dan kelompok E3 tetap berkomitmen untuk memaksimalkan diplomasi dalam menyelesaikan masalah yang ada.

"Iran dan E3 bertekad untuk mempertahankan dan memanfaatkan diplomasi sebaik-baiknya,” ujarnya.

"Kami akan bertemu lagi, jika diperlukan, untuk melanjutkan dialog kami," tambahnya.

Pihak Eropa sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait hasil dari pertemuan tersebut.

Sebelumnya, pertemuan serupa yang dijadwalkan berlangsung di Roma pada 2 Mei dibatalkan karena penundaan dalam negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan AS.

Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Politik Uni Eropa, Olaf Skoog, telah bertemu dengan delegasi Iran di Istanbul. Delegasi tersebut terdiri dari Wakil Menteri Luar Negeri Majid Takht-Ravanchi dan Gharibabadi.

Walaupun kedua pihak tidak merinci isi pembicaraan, kehadiran mereka menunjukkan upaya lanjutan dalam menjaga komunikasi terbuka terkait isu nuklir yang sensitif ini.

Kekhawatiran Iran

Sementara itu, Iran masih menyuarakan kekhawatiran mengenai kemungkinan negara-negara Eropa memicu mekanisme “snapback” yang akan mengaktifkan kembali sanksi-sanksi PBB yang sebelumnya dicabut berdasarkan perjanjian nuklir 2015, atau JCPOA.

Mekanisme tersebut dijadwalkan berakhir pada 18 Oktober, dan tanpa adanya solusi diplomatik, Eropa dapat mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali sanksi.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyampaikan peringatan melalui sebuah opini di harian Prancis Le Point pada 11 Mei.

Dia menyatakan bahwa penyalahgunaan mekanisme tersebut tidak hanya menandai berakhirnya peran Eropa dalam perjanjian tersebut, tetapi juga titik balik yang berbahaya.

Araghchi juga mendorong agar dialog lebih lanjut dengan pihak Eropa segera dilakukan guna mencegah memburuknya situasi. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |