Empat Kecamatan Terdampak, Cianjur Diterjang Banjir Besar

17 hours ago 7
Empat Kecamatan Terdampak, Cianjur Diterjang Banjir Besar Tim gabungan mengevakuasi warga yang terjebak banjir di kawasan permukiman terdampak cuaca ekstrem di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/4) malam.(Dok BPBD Cianjur)

KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, diterjang banjir besar menyusul terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang, Sabtu (26/4) malam. Sejumlah wilayah tersebar di beberapa kecamatan terdampak.

Berdasarkan informasi, terjadinya cuaca ekstrem diawali kilatan petir sejak sore. Tak lama, turun hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang. 

Hujan berlangsung lebih dari dua jam. Di lapangan dilaporkan terjadi banjir di mana-mana. Banjir yang berasal dari luapan saluran air dan aliran sungai menerjang kawasan permukiman warga. 

Di beberapa lokasi, ketinggian air mencapai hampir sepinggang orang dewasa. Berbagai elemen turut mengevakuasi warga di kawasan permukiman yang terjebak di tengah-tengah banjir. 

Data sementara BPBD setempat, ada empat wilayah yang terdampak, yakni Kecamatan Karangtengah, Sukaluyu, Mande, dan Cianjur. Sementara ini dilaporkan tak ada korban luka ataupun jiwa. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, menjelaskan bencana hidrometeorologi berupa banjir dipicu curah hujan berintensitas tinggi dan lama. Debit air yang sangat tinggi diperparah dengan tersendatnya saluran-saluran air atau aliran sungai.

"Hasil pemantauan di lapangan pada Sabtu malam hingga Minggu dinihari, kami mendapati saluran-saluran air ataupun aliran sungai mengalami penyempitan. Kondisi ini mengakibatkan debit air tak tertampung hingga meluap ke permukiman warga," kata Asep kepada Media Indonesia, Minggu (27/4).

Penyempitan yang dimaksud Asep yaitu terjadinya alih fungsi saluran air. Tak sedikit di atas saluran air atau aliran sungai digunakan bangunan, baik warung maupun lainnya.

"Ditambah juga banyak sampah yang terbawa air di saluran maupun aliran sungai," tegas Asep. 

Asep menyebut dampak banjir masih dalam proses pendataan. Sehingga, dia belum bisa mengkalkulasi jumlah bangunan rumah warga yang rusak atau terdampak, fasilitas umum yang rusak atau terdampak, maupun nilai kerugian materiil.

Namun, dari empat wilayah terdampak, Kecamatan Karangtengah paling parah dibanding tiga kecamatan lainnya. Data BPBD berdasarkan asesmen petugas di lapangan, banjir di Kecamatan Karangtengah terjadi di 12 desa. 

Wilayahnya terdiri dari Desa Sukasari, Sindangasih, Maleber, Bojong, Sabandar, Sukataris, Hegarmanah, Sindanglaka, Babakan Caringin, Sukamulya, Sukasarana, dan Ciherang. Sementara di Kecamatan Sukaluyu, wilayah terdampak berada di Desa Selajambe, di Kecamatan Mande berada di Desa Bobojong, dan di Kecamatan Cianjur di Kelurahan Bojongherang.

"Data sementara ini berdasarkan laporan petugas di lapangan. Kalau laporan resmi dari masing-masing desa atau kecamatan belum ada. Jadi, ini datanya masih bersifat sementara," tuturnya.

Cukup parah

Banjir yang terjadi pada Sabtu (26/4) malam di Cianjur bisa dikatakan cukup parah kurun beberapa tahun terakhir. Asep pun mengakui dengan kondisi tersebut. "Seingat saya, memang ini (banjir) cukup parah. Tapi memang karena hujannya sangat lebih ditambah cuaca ekstrem karena disertai petir dan angin," ucapnya.

Asep pun mengimbau masyarakat agar bisa bersama-sama menjaga kondisi lingkungan. Terutama tidak membudayakan membuang sampah ke aliran-aliran sungai.

"Yang terjadi sekarang, kalau dilihat di lapangan, ternyata banyak sampah yang terbawa banjir. Ini artinya, masih terjadi kebiasaan membuang sampah ke saluran atau ke aliran sungai," pungkasnya. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |